> >

LSI Denny JA: 4 King Maker Hadapi Dilema pada Pilpres 2024, dari Megawati hingga Prabowo

Politik | 21 Desember 2022, 11:13 WIB
Foto arsip. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tunjukkan momen keakraban di sela Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-77 TNI. (Sumber: Tangkapan Layar Youtube Setpres/Ninuk)

Airlangga juga dilema jika berpasangan dengan Anies akan membuatnya keluar dari gerbong Jokowi karena Anies lebih membawa suara perubahan.

Baca Juga: Survei Poltracking: Elektabilitas Anies dan Ganjar Ketat, Prabowo Kehilangan Suara

Keempat, dilema Prabowo Subianto di mana tingkat popularitasnya sudah maksimal mencapai angka 96 persen. Namun elektabilitas Prabowo jauh menurun dibanding Pilpres 2019.

"Pada saat Pilpres 2019, elektabilitas Prabowo-Sandi mencapai 44,5 persen. Saat ini elektabilitas Prabowo berada di angka 23,9 persen," tuturnya.

Dia menilai hampir mustahil jika Prabowo maju sebagai cawapres. Namun dilemanya dia sudah sulit menang pada Pilpres 2024 karena elektabilitasnya sudah berada di puncak, tapi masih bisa dikalahkan Ganjar Pranowo.

 

Dilema lain yang dialami Prabowo kesulitan mencari cawapres di luar PKB. Sementara PKB bersikukuh harus Cak Imin cawapresnya.

"(Dilema) Prabowo, pilihan pertama Prabowo mendapat cawapres dari PDIP (Ganjar atau Puan). Tapi pasangan dari PDIP semakin sulit didapat karena PDIP sebagai partai terbesar jika memungkinkan tetap akan memilih capres dari partainya sendiri," ucapnya.

Baca Juga: Gerindra Pilih Nomor Urut 2, Begini Rekam Jejak Parpol Besutan Prabowo di Pemilu Indonesia

Data dan analisa itu didasarkan pada survei nasional pada tanggal 10 sampai 19 Oktober 2022 dan riset kualitatif. Survei nasional menggunakan 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia.

Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview). Adapun margin of error survei ini adalah sebesar +/- 2,9 persen

Survei nasional itu dilengkapi dengan riset kualitatif terbaru pada bulan Desember 2022. Riset kualitatif dilakukan dengan analis media, focus group discussion (FGD), dan indepth interview.

Baca Juga: Surya Paloh Penasaran soal "Pemodal Besar" yang Disebut Bikin Deklarasi NasDem-Demokrat-PKS Batal

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU