> >

Perintah Ferdy Sambo Kepada Richard Eliezer: Yosua Harus Dikasih Mati, Nanti Kamu yang Bunuh

Hukum | 13 Desember 2022, 11:52 WIB
Terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir J, Richard Eliezer atau Bharada E bersaksi untuk Terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. (Sumber: Tangkapan layar KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Richard Eliezer Pudihang Lumiu mengatakan, terdakwa Ferdy Sambo menilai Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir patut dibunuh.

Lantaran menurut Ferdy Sambo, Yosua menghina harkat dan martabatnya dengan melakukan pelecehan seksual terhadap istrinya, Putri Candwarathi.

Kesaksian itu disampaikan Richard Eliezer Pudihang Lumiu untuk Terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022).

Memang harus dikasih mati anak itu, bilang begitu ke saya.

Saya cuma diam saja,” ungkap Richard Eliezer, yang juga terdakwa dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Usai menyampaikan pernyataan tersebut, Richard menuturkan Ferdy Sambo masih kembali menangis.

Baca Juga: Richard Eliezer Bersaksi untuk Terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Hari Ini

Lalu kemudian, kata Richard, Ferdy Sambo memerintahkan dirinya untuk membunuh Yosua di rumah dinas 46 Komplek Polri Duren Tiga.

“Nanti kamu yang bunuh Yosua ya, karena kalau kau yang bunuh, saya yang akan jaga kamu, kalau saya yang bunuh, tidak ada yang jaga kita,” ucap Richard Eliezer meniru pernyataan Ferdy Sambo.

Mendengar pernyataan tersebut, Richard Eliezer mengaku tidak memberi respons apapun dan hanya terdiam.

Hingga kemudian, Ferdy Sambo menjelaskan soal lokasi pembunuhan Yosua di di rumah dinas No 46 Kompleks Polri Duren Tiga.

“Jadi gini Chard, lokasinya di 46, nanti di 46 itu, Ibu dilecehkan sama Yosua, terus Ibu teriak, kamu respons, terus Yosua ketahuan, Yosua tembak kamu, kau tembak balik Yosua, Yosua yang meninggal,” ungkap Richard Eliezer menirukan skenario Ferdy Sambo.

Baca Juga: Hasil Poligraf, Putri Candrawathi Diindikasi Bohong Saat Jawab Tak Ada Hubungan Asmara dengan Yosua

“Pada saat itu saya langsung kaget yang mulia,” tambah Richard Eliezer.

Hakim Wahyu Iman Santoso lalu bertanya kepada Richard Eliezer, bagaimana nada bicara Ferdy Sambo saat menyampaikan perintah untuk membunuh Yosua.

“Itu dengan suara berbisik atau suara yang terdengar, menurut Saudara, Putri pasti dengar?” tanya Hakim.

“Dia disamping (Ferdy Sambo) yang mulia,” jawab Richard.

“Artinya pasti dengar?” tanya Hakim.

“Pasti mendengar, " jawab Richard Elizer.

Lebih lanjut, Richard menggambarkan dalam kondisi tersebut, Ferdy Sambo masih kembali menjelaskan skenario pembunuhan Yosua dan sekaligus menenangkan dirinya untuk tidak takut menembak Brigadir J.

Baca Juga: Kuasa Hukum Eliezer Bongkar Kebohongan Putri Candrawathi dari Gelang yang Dipakainya

Menurut Ferdy Sambo, yang dituturkan kepada Richard, apa yang dilakukannya adalah membela Ibu Putri Candrawathi dan membela diri.

“Sudah kamu enggak usah takut, karena posisinya itu, kamu pertama itu bela ibu, yang kedua kamu bela diri karena dia nembak duluan, jadi kamu aman, dia bilang kaya gitu ke saya yang mulia,” ucap Richard Eliezer.

Setelah Ferdy Sambo berulang-ulang menyampaikan skenario, Richard mengaku mendengar Putri Candrawathi dengan nada berbisik menyampaikan kepada Ferdy Sambo soal CCTV dan sarung tangan.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU