> >

Survei Litbang Kompas: Gen Z dan Milenial Yakin 2023 Tidak Gelap

Politik | 4 Desember 2022, 06:30 WIB
Ilustrasi gen Z dan milenial. (Sumber: FREEPIK)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Hasil jajak pendapat Litbang Kompas mengungkap 92 persen generasi Z dan milenial menilai tahun 2023 akan lebih baik dari 2022. 

Dalam survei juga mengungkapkan 93,7 persen responden gen Z atau rasio umur kurang dari 24 tahun memandang pekerjaan mereka akan lebih baik di tahun mendatang. 

Di kelompok milenial dengan rasio umur 24 sampai 39 tahun, ada 79,4 persen responden yang berpendapat sama.

Rasa optimisme generasi Z dan milenial terkait pendapatan dan kegiatan usaha atau bisnis di 2023 juga tinggi. 

Baca Juga: Jokowi Sebut Hal Ini Jadi Kunci Agar RI Bisa Hadapi Resesi Global di 2023

Sebanyak 76,7 persen milenial beranggapan pendapatan serta kondisi bisnis di tahun mendatang akan lebih baik. Bahkan, gen Z lebih banyak yang merasa optimistis akan dua hal itu.

Sembilan dari sepuluh responden gen Z merasa kegiatan usaha dan bisnis akan berlangsung lebih baik. Dalam hal pendapatan, 87 persen menyatakan perbaikan pendapatan pribadi maupun keluarga akan terjadi di tahun depan.

Optimisme generasi muda ini juga ditunjukkan dengan kesiapan dan keyakinan mereka menghadapi berbagai proyeksi kondisi perekonomian di tahun 2023. 

Meskipun isu kondisi perekonomian yang memburuk karena resesi meluas, generasi muda justru yakin mampu menghadapi ancaman kesulitan ekonomi di tahun 2023. Hal ini diungkapkan 91,9 persen responden milenial dan gen Z.

Baca Juga: Bahlil: Ekonomi 2023 Gelap dan Penuh Jalan Berlubang, Perlu Sopir yang Sudah Teruji

Keyakinan ini bisa jadi terpupuk dari keberhasilan mereka bertahan melewati pandemi dalam dua tahun terakhir. Dari pandemi, mereka memiliki pengalaman untuk menghadapi kesulitan ekonomi. 

"Ada perubahan perilaku yang mau tidak mau harus dilakukan demi dapat bertahan hidup. Salah satunya dengan cara menabung dan berinvestasi," tulis rilis Litbang Kompas, dikutip dari Kompas.id, Sabtu (3/12/2022).

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada kelompok usia 15-24 tahun atau Gen Z di tahun 2022 hampir tidak ada perubahan dibandingkan pada tahun pertama pandemi.

Data per Agustus 2022 menyebutkan, TPT kelompok usia itu mencapai 20,63 persen. Sedangkan Agustus 2020, angkanya tidak jauh berbeda, yakni 20,46 persen.

Baca Juga: Hasil Survei Litbang Kompas Soal Tokoh Potensial Cawapres 2024, Ridwan Kamil di Posisi Teratas

Kelompok generasi muda terutama gen Z dan milenial muda memang menduduki proporsi paling besar dalam kelompok usia produktif yang menganggur. 

Gen Z yang mayoritas masih mengenyam pendidikan dan ada pula yang fresh graduate harus menghadapi sulitnya mencari pekerjaan saat masa pandemi. Lowongan kerja terbatas karena pengetatan perekrutan dari perusahaan akibat lesunya kondisi ekonomi.

Sejumlah perusahaan bahkan terpaksa melakukan PHK yang juga berimbas pada generasi muda. Mereka yang terkena PHK ini juga kesulitan mendapatkan pekerjaan baru.

Kondisi itu berdampak pada pengelolaan keuangan generasi muda. Lapangan kerja yang terbatas, berkurangnya pendapatan, dan harga barang yang melambung membuat mereka harus mengatur keuangannya lebih ketat. 

Baca Juga: Ganjar Pranowo Raih Dukungan Gen Z dan Milenial, Riset: Faktor Penting Kemenangan Pemilu 2024

Terbatasnya pendapatan memaksa mereka mengurangi porsi belanja kebutuhan sekunder dan tersier serta untuk menabung dan investasi. 

Menurut 34,9 persen responden milenial, kemampuan mereka untuk menabung atau menyimpan uang di tahun ini lebih buruk daripada tahun lalu. 

Demikian pula dengan kemampuan membeli barang investasi, seperti tanah, emas, dan saham, dirasa tiga dari sepuluh responden milenial lebih buruk daripada tahun lalu.

Adapun survei Litbang Kompas ini dilakukan pada 3 hingga 7 November 2022. Pengumpulan pendapat melalui telepon dengan jumlah responden 610 dari 34 provinsi.

 

Sampel ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai porsi jumlah penduduk di tiap provinsi. 

Tingkat kepercayaan diperoleh 95 persen nirpencuplikan penelitian kurang lebih 3,97 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU