> >

Hadiri HUT PGRI, Jokowi: Ilmu yang Hebat akan Sia-Sia jika Anak Didik Tidak Sehat Jiwa dan Raga

Peristiwa | 3 Desember 2022, 15:09 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpendapat, penguasaan ilmu yang hebat akan sia-sia jika anak didik tidak sehat jiwa dan badannya. (Sumber: Tangkap Layar Kompas TV)

SEMARANG, KOMPAS.TV - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berpendapat, penguasaan ilmu yang hebat akan sia-sia jika anak didik tidak sehat jiwa dan badannya.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke-77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/12/2022).

“Hati-hati mengenai ini, ini sudah lama kita lupakan. Penguasaan ilmu yang hebat juga akan menjadi sia-sia jika anak didik kita tidak sehat jiwanya dan tidak sehat badannya,” kata Jokowi, dikutip dari Breaking News Kompas TV.

Baca Juga: Jokowi Blak-Blakan sebut Masih Ada Penjajahan Modern ke Indonesia yakni Pemaksaan Ekspor Nikel

Upaya menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, lanjut Jokowi, kerap melupakan aspek kesehatan jasmani dan mental pada anak didik, padahal itu merupakan hal penting. 

“Bapak ibu guru harus melihat anak didiknya yang stunting itu ada atau tidak. Pola hidup sehat harus dikenalkan sejak dini, makan sehat, dan berolahraga yang cukup harus juga dibiasakan sejak dini,” kata dia.

Ia menambahkan, sakit fisik dan sakit mental merupakan faktor yang dapat membuat prestasi akademik jadi tak berarti.

Ilmu dan keterampilan yang tinggi pun, menurutnya tidak ada gunanya jika mental dan fisik anak didik tidak sehat. 

“Nilai pelajarannya katakanlah 10, tapi kalau sakit-sakitan, nilai akhirnya ya sepuluh kali nol, sama dengan nol," ujar Jokowi.

"Sepintar apa pun anak didik kita, kalau indeks prestasinya empat, misalnya, tapi sakit mental ataupun sakit fisik, indeks prestasinya ya empat kali nol, sama dengan nol lagi,” kata Preisden.

Baca Juga: Perjuangan Guru Honorer S1 di Kabupaten Gowa yang Mengajar di Pedalaman

Oleh karena itu, Presiden Jokowi mengingatkan, guru juga memiliki tugas untuk mencetak SDM yang unggul dari sisi prestasi akademik, pun unggul dalam karakter sosial kebangsaan dan unggul kesehatan raga.

“Harus komplit. Ini tugas berat Bapak Ibu semuanya."

Sementara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, yang juga hadir dalam acara tersebut, mengatakan pihaknya akan mengangkat guru penggerak menjadi kepala sekolah di setiap daerah.

"Tahun ini akan diangkat lagi 320 ribu guru honorer jadi P3K ASN (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Aparatur Sipil Negara). Tahun lalu itu 300 ribu," ujar Nadiem.

Ia juga menjelaskan, jika hingga Maret 2023 pemerintah daerah (pemda) tidak mengajukan formasi sesuai kebutuhan, maka pemerintah pusat yang akan melengkapi formasi itu.

Ia juga menyebut bahwa anggaran gaji dan tunjangan guru P3K tidak boleh digunakan untuk kebutuhan lain.

Nantinya, kata dia, anggaran guru P3K ditransfer ke rekening pemda dan langsung diberikan ke guru bersangkutan setelah diangkat.

 

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU