> >

Pakar UGM Nilai Cakupan Vaksinasi Polio di Indonesia Rendah, Harus Ditingkatkan

Kesehatan | 26 November 2022, 18:34 WIB
Ilustrasi vaksin. Munculnya kembali kasus polio di Indonesia disebabkan rendahnya cakupan vaksinasi, salah satunya dipengaruhi oleh pandemi Covid-19. (Sumber: Pixabay.com/MasterTux)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Munculnya kembali kasus polio di Indonesia disebabkan rendahnya cakupan vaksinasi, salah satunya dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang menyebabkan masyarakat takut keluar rumah.

Penjelasan itu disampaikan oleh pakar Kesehatan Anak dari Universitas Gadjah mada, dr Ida Safitri Laksanawati, menanggapi temuan satu kasus baru polio di Desa Mane, Kabupaten Pidie, Aceh.

“Kasus polio ini terjadi karena cakupan vaksin yang rendah, sehingga jadi pembelajaran untuk semuanya bersama-sama meningkatkan cakupan vaksin polio sebagai pencegahan,” tuturnya, Jumat (25/11/2022), dikutip dari laman resmi UGM.

“Terutama provinsi yang teridentifikasi dengan cakupan vaksin yang tidak terlalu tinggi,”imbuhnya.

Baca Juga: Pidie Segera Imunisasi Polio Usia 13 Tahun kebawah

Menurut Ida, rendahnya cakupan vaksinasi dapat meningkatkan risiko penyebaran virus polio yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen (lumpuh layu) pada anak.

Oleh sebab itu, kata Ida, peningkatan cakupan vaksinasi menjadi sangat penting.

Saat ini, lanjut dia, imunisasi polio di Indonesia saat ini menggunakan jenis vaksin polio tetes yakni Bivalent Oral Polio Vaccine (BOPV).

Vaksin tersebut ditujukan untuk mencegah virus polio tipe 1 dan 2. Lalu pemberian vaksin BOPV dikombinasikan dengan Inactivated Polio Vaccine (IPV) dalam bentuk sediaan injeksi dan diikuti booster.

“Pemberian vaksin BOPV dikombinasikan dengan IPV dan booster diharapkan bisa meningkatkan antibodi terhadap virus polio 2 dengan syarat cakupannya tinggi,” tuturnya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU