> >

Langgar Kidoel, Jejak Muhammadiyah Memajukan Bangsa Mencerahkan Semesta

Muktamar muhammadiyah | 19 November 2022, 06:30 WIB
Langgar Kidoel menjadi bukti sejarah perjalanan panjang Muhammadiyah memajukan bangsa mencerahkan semesta. (Sumber: Tribunnews)

YOGYAKARTA, KOMPAS. TV - Siapa sangka, pendirian Ormas Muhammadiyah yang kini memiliki ribuan amal usaha, dimulai dari sebuah langgar kecil kawasan Kauman Yogyakarta.

Langgar yang kini masih berdiri kokoh itu, menjadi bukti sejarah perjalanan panjang Muhammadiyah yang didirikan pada 18 November 1912 oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan, seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta.

Dari langgar atau surau inilah, Kyai Ahmad Dahlan mengajarkan ilmu agama sekaligus kepekaan para muridnya terhadap sesama.

"Langgar Kidul KH Ahmad Dahlan tepat di depan rumahnya, masih dalam kompleks rumah beliau. Di langgar itulah memang ada aktivitas keseharian beliau, dan langgar itu berhubungan langsung dengan rumahnya. Jadi ada pintu sambungan dari rumahnya,” kata cicit Kyai Dahlan, Widyastuti, dikutip dari situs smamuh3Jogja.

Baca Juga: Jokowi Bakal Buka Muktamar Muhammadiyah, Danrem Cek Kesiapan Pengamanan, Pastikan Sesuai Prosedur

Tetapi, dari langgar ini pula hambatan dan fitnah dia hadapi. Film "Sang Pencerah" menggambarkan bagaimana Kyai Dahlan difitnah sebagai kyai palsu hingga langgarnya dirobohkan.

Tak ada catatan pasti kapan hal itu terjadi. Namun menurut catatan dari situs Muhammadiyah, isiden itu terjadi sekitar akhir tahun 1800-an setelah ia pulang berhaji.

Langgar ini didirikan kembali pada sekitar 1913 tak lama sepulang haji yang kedua kalinya.

Semenjak itu, ajaran Kyai Dahlan makin mudah diterima dan menyebar di masyarakat sekitar. Ajaran untuk peduli pada orang miskin dan anak yatim, yang diambil dari surat Al-Maun, makin memiliki simpatik. Bentuk konkret dari ajaran itu adalah pendirian rumah sakit, panti asuhan dan sekolah yang kini tersebar di seluruh Indonesia, bahkan beberapa sekolah hingga ke luar negeri. 

Dikutip dari situs direktori pariwisata, kini bangunan dua lantai dengan tembok tebal sebagai ciri khas bangunan tua itu, kini sudah resmi menjadi cagar budaya. 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU