> >

Hati-Hati, Hipertensi Jadi Sebab Utama Penyakit Jantung, Gagal Ginjal, dan Stroke

Kesehatan | 18 November 2022, 06:45 WIB
Ilustrasi tekanan darah tinggi atau hipertensi. (Sumber: Mockup Graphics on Unsplash)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Hipertensi atau tekanan darah tinggi ternyata menjadi salah satu penyebab utama penyakit jantung, gagal ginjal hingga stroke. 

Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hipertensi atau tekanan darah tinggi, sering disebut sebagai the silent killer karena sering muncul tanpa keluhan.

Seseorang didiagnosis menderita hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan hasil tekanan sistol (angka yang pertama) ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan diastol (angka yang kedua) ≥ 90 mmHg pada lebih dari 1(satu) kali kunjungan.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018), prevalensi hipertensi di Indonesia berada di angka sebesar 34,1 persen. 

Ini mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas Tahun 2013 sebesar 25,8 persen. Diperkirakan, hanya sepertiga kasus hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis, sementara sisanya tidak terdiagnosis.

Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr. Erwinanto, Sp. JP(K), FIHA mengatakan, jika seseorang menderita hipertensi dan tidak dikontrol, maka akan menjadi kontributor tunggal yang utama untuk penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

“Setiap peningkatan darah 20/10 mm Hg akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner dua kali lebih tinggi,” kata Erwinanto. 

Baca Juga: Hipertensi Dijuluki "Silent Killer": Bisa Membunuh Seseorang Secara Diam-Diam!

Hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku tidak sehat seperti merokok, diet yang salah (kurang konsumsi sayur dan buah, konsumsi garam berlebih), obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stres. 

Keberhasilan mengontrol tekanan darah mencapai target terbukti menurunkan kejadian stroke sebesar 30-40 persen dan kejadian penyakit jantung koroner sebesar 20 persen.

Konsumsi garam harus diperhatikan, dianjurkan 5 sampai 6 gram perhari. Sayangnya, dalam praktek sehari-hari, seseorang tidak pernah menghitung berapa banyak konsumsi garam.

Selain mengonsumsi garam, kiat sehat untuk menurunkan hipertensi harus dilakukan.

Erwinanto menyarankan untuk perbanyak makan sayur, buah, sedikit lemak jenuh, ikan, dan sedikit gula. 

Hal itu harus diiringi dengan berolahraga secara teratur 30 menit per hari.

Jika seseorang mengalami hipertensi, maka upaya yang harus dilakukan adalah mengontrol tekanan darah. 

Baca Juga: Pria Lebih Beresiko Terkena Hipertensi Daripada Wanita?! Simak Informasi Berikut Ini...

Masyarakat pun diimbau untuk melakukan cek tekanan darah di fasilitas kesehatan terdekat.

Apabila pasien sudah menderita hipertensi, maka dianjurkan untuk segera mengunjungi dokter agar mendapatkan penanganan.

“Kalau individu itu sudah mendapatkan obat dan sudah tahu tekanan darahnya harus diturunkan berapa, maka selanjutnya minum obat terus, walaupun tekanan darahnya sudah mencapai target," ucapnya. 

"Hipertensi adalah penyakit kronik yang tidak bisa disembuhkan. Jadi kalau seseorang tekanan darahnya sudah mencapai target, bukan berarti dia sembuh, tapi terkontrol."

"Kalau sudah terkontrol, maka diharapkan penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal, risikonya akan menurun."

“Yang penting kalau kita bisa mengontrol tekanan darah, maka risiko untuk terjadinya stroke dan kematian akibat stroke akan turun 30 sampai 40 persen,” tutur Erwinanto. 

Baca Juga: Tips Terhindar dari Hipertensi, Salah Satunya Kelola Stres Anda

 

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU