> >

Penjelasan PAM Jaya soal Air Tanah Jakarta Utara yang Tercemar Bakteri Escherichia Coli

Kesehatan | 15 November 2022, 01:05 WIB
Ilustrasi penggunaan air tanah. Seorang warga memindahkan air dari jerigen ke dalam rumahnya di Muara Kamal, Jakarta, Kamis (11/7/2019) (Sumber: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

"Saat ini tetap harus tetap dipastikan airnya dimasak dengan matang ya supaya benar-benar itu bakteri (E Coli) mati," urai Arief.

 

Sebelumnya Ida Mahmudah menuturkan, berdasarkan laporan yang diterimanya, pencemaran E-Coli pada air tanah di Jakarta Utara melebihi batas normal.

"Air tanah itu dia punya bakterinya yang luar biasa. Di Jakarta, terutama di Jakarta Utara," ujar Ida, kepada Kompas.com, 27 September 2022 lalu.

Anggota Fraksi PDI-P itu menyebutkan, pencemaran bakteri dapat berdampak pada anak-anak yang mengonsumsi air tanah. Menurut Ida, anak-anak dapat menderita stunting atau kurang gizi kronis jika terlalu sering mengonsumsi air yang tercemar E-Coli.

"Dampak daripada bakteri E-Coli yang tinggi ini kepada anak-anak kita. Salah satu dampaknya adalah stunting. Nah ini sayang kalau Gubernur (DKI Jakarta) tidak memperhatikan ini," tutur Ida.

Ida menduga, air tanah di Jakarta Utara tercemar E-coli lantaran jarak tangki septik atau wadah pengolahan limbah cair dari kloset terlalu dekat dengan sumber pengambilan air tanah. Hal ini terjadi karena permukiman penduduk yang terlalu padat.

"Antara septic tank dengan pengambilan air tanah ini jaraknya lumayan dekat. Nah ini yang menjadi salah satu penyebabnya," tutur Ida.

Baca Juga: Krisis Air Bersih Sejak 1980, Begini Kondisi Air Tanah di Kawasan Muara Angke Jakarta

Penulis : Kiki Luqman Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU