> >

Kapolri Tak Boleh Jemawa Polri Masuk 5 Besar Polisi Terbaik Dunia, Anggota DPR Ungkap Sebabnya

Politik | 4 November 2022, 16:15 WIB
Arsul Sani Wakil Ketua Umum PPP yang juga Anggota Komisi III DPR RI (Sumber: Tribunnews.com)

JAKARTA, KOMPAS TV - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tak boleh jemawa melihat hasil survei yang menobatkan Polri di posisi lima besar polisi terbaik dunia. Sebab, jajak pendapat itu dilakukan sebelum adanya kasus yang terjadi di internal Polri.

Hal itu diungkapkan anggota Komisi III DPR RI Arsul Sani.

"Namun jajaran Polri jangan larut dalam prestasi polisi terbaik versi Gallup ini karena penilaian itu diambil sebelum kasus Sambo, Teddy Minahasa, Tragedi Kanjuruhan terjadi. Peristiwa-peristiwa ini tentu pada penilaian untuk pengukuran tahun berikutnya akan mempengaruhi," ujarnya kepada Kompas TV, Jumat (4/11/2022).

Kendati begitu, politikus PPP itu meminta Kapolri untuk mempertahankan prestasi tersebut. Salah satu caranya adalah dengan melakukan reformasi secara menyeluruh kepada unsur jajaran korps bhayangkara tersebut.

"Oleh karena itu, tantangan Kapolri dan segenap jajaran pimpinan Polri ke depan adalah bagaimana kemudian menutup potensi berkurangnya poin penilaian tersebut dengan percepatan kerja-kerja reformasi di tubuh Polri, terutama reformasi kultural yang menyentuh seluruh lapisan Polri," kata Arsul.

Meski begitu, dirinya mengakui kalau kinerja Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mengalami perubahan dan lebih humanis terhadap masyarakat.

"Tidak bisa dipungkiri bahwa masuknya Polri dalam jajaran polisi terbaik dunia versi Gallup Global Law merupakan hasil dari implementasi reformasi Polri yang berkisinambungan."

"Tentu tidak bisa dipungkiri bahwa ini hal yang membanggakan," ujarnya.

Seperti diketahui, Indeks Hukum dan Keteraturan Global yang dipublikasikan lembaga Gallup menempatkan Indonesia di posisi 5 teratas dunia setelah Singapura, Tajikistan, Norwegia, dan Swiss.

Dilansir dari Tribunnews.com, Jumat (4/11/2022), peringkat tersebut didasarkan pada persepsi masyarakat terhadap kinerja kepolisian setempat. 

Baca Juga: Komisi III Sebut Masalah Kultural di Tubuh Polri Akibatkan Banyak Polisi Terlibat Kasus Sambo

Indeks yang diraih Singapura berada di posisi 96 basis poin, sedangkan Indonesia di posisi 92 basis poin. Selisih antara peringkat pertama dan kelima sebesar 4 basis poin.

Indikator tersebut menjelaskan berbagai penilaian spesifik penegakkan hukum dan ketertiban masyarakat, yang dijabarkan dalam poin utama survei, meliputi rasa aman masyarakat ketika bepergian di malam hari.  

Dalam 12 bulan terakhir, masyarakat tidak pernah mengalami pencurian atau perampasan harta benda, dan dalam satu tahun ini tidak pernah mengalami serangan atau perampokan di jalan.

Kinerja positif kepolisian Indonesia dalam laporan Gallup Global Law and Order Index yang dipublikasikan pada 27 Oktober 2022 tersebut, juga mencatatkan adanya 2 negara di Asia Tenggara, yakni Singapura dan Indonesia, di posisi 5 besar dunia memberikan dukungan bagi kondusifnya keamanan kawasan.

Lembaga itu melibatkan 127 ribu responden orang dewasa dari seluruh dunia. Mereka tersebar di lebih dari 120 negara.

Baca Juga: Kapolri Diminta Ambil Alih Kasus Tragedi Kanjuruhan dari Polda Jatim, TGA Aremania: Biar Usut Tuntas

 

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU