> >

Kasus Kematian Gagal Ginjal Akut Indonesia Tertinggi Lampaui Gambia dan Nigeria

Kesehatan | 24 Oktober 2022, 15:05 WIB
Ilustrasi ginjal. Jumlah kematian akibat gagal ginjal akut pada anak-anak di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia.  (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kematian anak-anak akibat gagal ginjal, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, mencapai 118 kasus pada tahun 2022 saja. Penyebab gagal ginjal yang dilaporkan merenggut nyawa anak-anak tersebut belum dipastikan. 

Namun angka kematian akibat gagal ginjal akut pada anak-anak di Indonesia dilaporkan sebagai kasus yang terbanyak dari negara lain di dunia. 

Dalam rilis resmi Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, kasus gagal ginjal akut terjadi di tiga negara, yakni Indonesia, Gambia, dan Nigeria.

Di Gambia sebanyak 50 orang dan Nigeria berjumlah 28 kematian akibat gagal ginjal akut.

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mendorong pelacakan terhadap bahan obat-obatan sirup yang diduga menjadi penyebab batu ginjal itu.

"Oleh sebab itu, perlu diadakan pelacakan mulai dari asal muasal bahan baku, masuknya ke Indonesia hingga proses produksi obat-obat yang mengandung kedua zat berbahaya tersebut," ungkap Muhadjir dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/10/2022), dikutip Kompas.com.

Baca Juga: 10 Pasien Gagal Ginjal Akut di RSCM Perlahan Membaik Usai Diberikan Obat Penawar Fomepizol

Hipotesis awal, gagal ginjal akut pada anak-anak itu akibat dari cemaran senyawa pelarut organik Etilen Glikol (EG) dan Deitilen Glikol (DG) yang berasa manis pada obat jenis sirup.
 

Bahan baku obat itu, disebutnya masih impor. Oleh sebab itu, Muhadjir meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera mengusut kasus gagal ginjal akut pada anak tersebut.

Muhadjir mengaku telah menyampaikan kepada Kapolri seusai rapat koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, yaitu Kemenkes, kemendag, Kemenperin dan BPPOM secara virtual pada 21 Oktober 2022.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Purwanto

Sumber : Kompas.com


TERBARU