> >

Tim Pengacara Ferdy Sambo Sebut Yosua Panik Pakaikan Kembali Pakaian Putri Candrawathi di Magelang

Hukum | 17 Oktober 2022, 16:04 WIB
Ferdy Sambo, terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir J, menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (17/10/2022). Ferdy Sambo, terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir J jalani sidang perdana (Sumber: Tangkapan layar YouTube Kompas TV/Ninuk)

KOMPAS.TV – Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat sempat panik lalu memakaikan kembali pakaian Putri Candrawathi setelah peristiwa kekerasan seksual di rumah Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah pada 7 Juli 2022.

Hal itu disampaikan oleh tim kuasa hukum Ferdy Sambo, terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, dalam pembacaan eksepsi saat sidang perdana kasus itu, di PN Jakarta Selatan, Senin (17/10/2022).

“Bahwa tiba-tiba terdengar seseorang yang hendak naik ke lantai dua 2 rumah Magelang, Nofriansyah Yosua Hutabarat panik dan memakaikan pakaian saksi Putri Candrawathi sebelumnya dilepas secara paksa oleh Nofriansyah Yosua Hutabarat sambil berkata ‘tolong bu, tolong bu’,” kata anggota tim kuasa hukum membacakan.

Yosua lalu menutup pintu kayu berwarna putih dan memaksa Putri untuk berdiri agar dapat menghalangi orang yang akan naik, namun saksi Putri Candrawathi menolaknya.

Baca Juga: Tim Pengacara: Ferdy Sambo Menangis karena Merasa Harga Dirinya Direndahkan oleh Brigadir J

“Kemudian Nofriansyah Yosua Hutabarat membanting tubuh Saksi Putri Candrawathi ke kasur dan kemudian kembali memaksa Saksi Putri Candrawathi untuk berdiri sambil mengancam ‘Awas kalau kamu bilang sama Ferdy Sambo, saya tembak kamu, Ferdy Sambo, dan dan anak-anak kamu!’,” lanjutnya.

 

Yosua kembali membanting Putri ke kasur dan memaksa kembali untuk berdiri dengan posisi berdiri di depannya dan memaksa untuk keluar dari kamar.

Putri pun dengan sengaja menyenggol keranjang tumpukan pakaian yang terbuat dari plastik yang tidak memantulkan suara yang keras dan menendang-nendangkan kakinya ke pintu dengan harapan ada seseorang yang dapat mendengarnya.

“Namun sayangnya tidak ada orang yang dapat menghampiri sumber suara tersebut.”

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU