> >

Pasutri Tewas dalam Kericuhan Stadion Kanjuruhan, Anak Trauma Melihat Orang Tuanya Terinjak-Injak

Peristiwa | 2 Oktober 2022, 16:41 WIB
potret pasutri Aremania dan anaknya yang jadi korban kericuhan Kanjuruhan, Malang (Sumber: Dok. Ketua RT 14/ RW 8, Kelurahan Bareng, Kota Malang via kompas.com)

Doni pun mengaku kewalahan, lantaran harus menjaga anak dan keponakannya serta mencari pertolongan untuk kakaknya.

"Kami lapor ke polisi cari medis, waktu itu sibuk semua," ungkapnya.

Kemudian, ia mendengar teriakan orang yang mengatakan bahwa pihak medis berada di pintu masuk VIP Stadion Kanjuruhan.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Tewaskan Ratusan Orang, Bobotoh Gelar Salat Gaib

Ia pun meminta tolong kepada pihak keamanan yang berjaga, polisi maupun tentara yang ada di lokasi, untuk mengangkat dua kakaknya itu ke ruang medis.

"Waktu saya ke sana ada polisi dan tentara juga, saya minta tolong untuk memindahkan karena saya nggak kuat." ujarnya.

Doni lantas meminta tolong temannya untuk mengantar anak dan keponakannya pulang. 

Satu teman lainnya membantu Doni memantau kakaknya yang dibawa ke ruang medis.

"Saya masuk ke ruang medis, posisi itu sudah di musala kalau nggak salah. Teman saya mengabarkan kakak saya sudah meninggal dua-duanya," ujar Doni.

Doni mengaku menunggu ambulans lebih dari satu jam di ruangan medis. Tapi kemudian pihak keamanan mengimbau agar jenazah yang sudah teridentifikasi dibawa ke rumah sakit.

"Tentara bilang, yang sudah ada data saudara atau teman, ikut ke truknya tentara. Mau dibawa ke RSUD, mau divisum katanya," jelas Doni.

Sesampainya di rumah sakit, Doni melihat jenazah kakaknya bersama jenazah lain diletakkan berjejeran di area parkir karena kondisi rumah sakit yang penuh.

"Karena rumah sakitnya penuh, ditaruh di depan parkiran gitu jejer-jejer," ujarnya. 

"Terus dari pihak rumah sakit keluar mendata nama, alamat, umur," imbuhnya.

Setelah dicatat pihak rumah sakit, Doni mengaku menunggu tanpa kepastian hingga tiga jam lamanya. 

Ia pun berinisiatif untuk menelfon keluarga dan tetangganya untuk mengirimkan ambulans.

"Akhirnya saya telfon ke keluarga dan tetangga saya untuk membawa ambulans, karena saya dari awal sudah pesan nggak datang-datang," jelasnya.

Baca Juga: PSSI: FIFA Sudah Minta Laporan soal Tragedi Kanjuruhan, Mereka Bisa Datang Langsung ke Indonesia

Kedua jenazah pun dibawa menggunakan satu mobil ambulans ke rumah duka dan tiba pada waktu subuh.

Lalu, jenazah dimakamkan pada pukul 09.00 WIB.

"Sudah dimakamkan tadi jam sembilan pagi," kata Doni.

Ia mengungkapkan tak ada korban sakit yang dirawat di rumah sakit dari rombongannya.

"Semua sudah kembali ke rumah," pungkasnya.

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU