> >

Rekam Jejak Muhamad Mardiono, Plt Ketua Umum PPP Pengganti Suharso Monoarfa

Politik | 10 September 2022, 06:40 WIB
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) M Mardiono berpose sebelum upacara pelantikan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (13/12/2019). Mardiono menjadi Plt Ketua Umum PPP yang menggantikan Suharso Monoarfa. (Sumber: ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mengesahkan Muhamad Mardiono sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masa bakti 2020-2025.

Keputusan Muhamad Mardiono sebagai Plt Ketum PPP mengganti Suharso Monoarfa disepakati dalam Mukernas PPP di Banten, Minggu (4/9/2022).

Dua hari berselang, Selasa (6/9/2022), Plt Ketua Umum PPP Mardiono bersama pengurus PPP menyerahkan berkas kepengurusan baru hasil Mukernas Banten ke Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kemenkumham.

Baca Juga: Kemenkumham Sahkan Kepengurusan DPP PPP Pimpinan Muhamad Mardiono

Rekam jejak Muhamad Mardiono bukanlah orang baru di politik dan pemerintahan. Di pemerintahan Mardiono adalah anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang diketuai Mantan Menkopolhukam Wiranto. 

Mardiono bersama delapan tokoh lain yang ditunjuk sebagai Wantimpres periode 2019–2024 dilantik Presiden Joko Widodo berdasarkan Keppres Nomor 137/P Tahun 2019 pada 13 Desember 2019.

Mengutip laman Wantimpres, Mardiono mengenyam pendidikan SD di Yogyakarta lulus tahun 1970, SMP tahun 1973 dan SMA lulus tahun 1976 dihabiskan di Magelang. Namun tidak ada catatan soal pendidikan Mardiono di perguruan tinggi. 

Di PPP Mardiono pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Wilayah PPP Provinsi Banten. Saat PPP dipimpin Romahurmuziy, Mardiono menjabat sebagai Wakil Ketua Umum. 

Baca Juga: Dengan Nakhoda Baru, PPP Diprediksi akan Hengkang dari KIB Tinggalkan Golkar dan PAN

Eksistensinya di PPP membuat Mardiono sempat mendeklarasikan diri maju pada pemilihan ketua umum partai berlambang Ka'bah di Muktamar IX yang digelar di Makassar pada Desember 2020. 

Namun, niat menjadi Ketum dibatalkan dan kursi kepimpinan DPP PPP jatuh ke Suharso Monoarfa.

Seorang Konglomerat

Selain dunia politik, profil Mardiono juga aktif di organisasi kumpulan pengusaha Indonesia, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). 

Baca Juga: Suharso Monoarfa Tolak Mundur dari Kursi Ketum PPP: Saya Masih Ketua Umum

Dikutip dari laman Wantimpres, Mardiono pernah menjabat Kadin Provinsi Banten Bidang Industri dan Perdagangan periode 2002-2007. 

Kemudian Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Provinsi Banten periode 2007-2012 dan 2012-2017.

Mardiono juga merupakan pendiri sekaligus pemilik Buana Centra Swakarsa Group (BCS Group). Perusahaan yang tergabung BCS Group yakni PT Buana Centra Swakarsa, PT Cipta Niaga Internasional, PT Serang Asri Hotel, PT Bahari Caraka Sarana.

PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Muamalah Cilegon, Serang dan Tangerang, PT Albantani Cipta Niaga, PT Walle Jasa Pratama.

Baca Juga: Potret Anggota Wantimpres Jenguk Ade Armando di Rumah Sakit

Bisnis yang dipimpin membidangi hampir seluruh aspek usaha, mulai dari logistik, jasa pengiriman dan penerimaan barang Export dan Import, perawatan pesawat dan helikopter.

Kemudian pengelola sejumlah kawasan industri dan pergudangan, energi yakni SPBU hingga perhotelan.

Harta Triliunan

Rekam jejak LHKPN Muhamad Mardiono yang dilaporkan ke KPK pada 30 Maret 2022, tercatat memiliki harta kekayaan Rp1.270.833.511.147 atau Rp1,27 triliun.

Total lahan dan bangunan milik Mardiono mencapai 179 bidang yang tersebar di sejumlah daerah, yakni Sleman 23 bidang, Bantul 2 bidang, Magelang 1 bidang, 6 bidang di Kulon Progo.

 

Kemudian, 22 bidang lahan di Tangerang, 38 bidang lahan di Serang, dan 85 bidang di Cilegon. Nilai keseluruhan lahan dan bangunan itu mencapai Rp676.591.790.000.

Selain itu, Mardiono tercatat memiliki 16 kendaraan bermotor senilai Rp7.725.950.000 atau Rp7,7 miliar yang terdiri dari mobil mewah hingga vespa.

Bentuk harta kekayaan Mardiono yang paling banyak adalah surat berharga senilai Rp704.548.601.138 atau Rp794 miliar.

Baca Juga: Suharso Monoarfa Tak Lagi Jadi Ketum PPP, Apakah Koalisi Pemili 2024 Tetap Berjalan?

Ia juga tercatat memiliki harta bergerak lainnya sebanyak Rp1.125.000.000, kas dan setara kas Rp6.627.516.380, serta harta lainnya sebanyak Rp23.743.889.203.

Selain itu, ia tercatat memiliki utang sebanyak Rp149.529.235.574.
 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU