> >

Moeldoko: Harga BBM Mau Dinaikkan Rakyat Lagi Sulit, tapi kalau Tak Dinaikkan Negara Kesulitan

Peristiwa | 19 Juli 2022, 18:14 WIB
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko. (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan imbas dari kenaikan harga energi di dunia, membuat Indonesia berada dalam situasi tidak menguntungkan.

Sebab, sampai saat ini pemerintah masih menanggung beban subsidi cukup besar untuk bahan bakar minyak alias BBM bagi masyarakat.

Baca Juga: Polisi Tak Temukan Bekas Rem di Lokasi Kecelakaan Truk BBM di Cibubur

Menurutnya, jika harga jual BBM tidak dinaikkan, pemerintah yang malah akan mengalami kesulitan karena memiliki tanggungan cukup besar untuk menyubsidi BBM.

"Kita sekarang menghadapi situasi yang tidak enak, yakni persoalan energi," kata Moeldoko dalam sebuah acara seminar yang dikutip dari Kompas.com pada Senin (18/7/2022).

"Mau (harga BBM) dinaikkan masyarakat lagi sulit. Tidak dinaikkan negara kesulitan. Karena untuk subsidinya (ke harga BBM) itu luar biasa."

Moeldoko menuturkan, kenaikan harga minyak mentah di dunia berpengaruh pada APBN. Terlebih, dalam perhitungan sebelumnya, kenaikan harga minyak dunia diproyeksikan tak sampai 70 dolar AS per barrel.

Baca Juga: Kengerian Kecelakaan Cibubur, Saksi Mata: Dengar Suara Keras hingga Korban di Kolong Truk Pertamina

Namun, pada kenyataannya, proyeksi tersebut meleset. Saat ini, harga jual minyak mentah dunia sudah lebih dari 100 dolar AS per barrel.

Dengan demikian, kata Moeldoko, dana dari APBN yang digunakan untuk menyubsidi BBM agar harganya tetap murah di masyarakat, menjadi sangat besar.

Moeldoko mengatakan, harga BBM di Indonesia saat ini merupakan yang paling murah apabila dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.

Selain itu, Moeldoko juga menyinggung harga sejumlah bahan bakar lainnya seperti tabung gas elpiji 3 kilogram yang disebutnya sudah hampir 12 tahun tidak naik.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU