> >

Cak Imin dan Yenny Wahid Idealnya Bersatu untuk PKB, Tapi

Politik | 23 Juni 2022, 11:15 WIB
Ilustrasi Cak Imin dan Yenny Wahid yang dianggap jika bersatu bisa mengerek elektabilitas PKB (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Peneliti PARA Syndicate, Virdika Rizky Utama menilai, harusnya Ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin idealnya bisa bersatu dengan Yenny Wahid demi membesarkan PKB.

Meskipun begitu, kata Virdika, hal itu memang sulit dilakukan.

Penulis buku "Menjerat Gus Dur" (2019) tentang politisi istana di balik kejatuhan Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid itu menyebut, jika keduanya bersatu tentu bisa mengerek elektabilitas partai PKB untuk pemilu 2024. 

“Idealnya tentu saja bisa menyatu, baik Cak Imin maupun Yenny Wahid,” ujar Virdika kepada KOMPAS.TV Kamis (23/6/2022).

Salah satu yang bikin bersatu adalah soal kesepahaman membesarkan PKB, partai yang didirikan oleh Gus Dur.

Yenny Wahid, menurut Virdika, bisa membantu PKB yang elektabilitasnya cenderung tidak naik siginifikan atau bahkan stagnan. 

Yenny Wahid bagi Virdika bisa membuat publik mengingat Gus Dur dan ini penting bagi PKB. 

“Gus Dur sebagai salah satu peletak dasar PKB tentu punya kharismatik dan pencapaian yang besar selama memimpin PKB,” imbuhnya.

“Cak Imin pun punya kemampuan untuk membesarkan PKB, khususnya capaian dalam dua pemilu terakhir,” sambungnya.

Baca Juga: Yenny Wahid Menjawab Dirinya PKB Gus Dur, Bukan PKB Cak Imin: Memang Begitu

Baca Juga: Cak Imin Sentil Yenny Wahid: Bikin Partai Sendiri Saja Gagal Lolos

Virdika juga mengatakan, dinamika politik dan politik di akar rumput menjadikan antara Yenny Wahid dan Cak Imin sulit bersatu. 

“Tapi melihat sejarah dan massa di akar rumput tampaknya sangat sulit untuk bisa bersatu,” paparnya.

Sebagai informasi, PKB sendiri didirikan oleh Gus Dur pada 23 Juli 1998 bersama ulama NU lain, yakni KH Munasir Ali, KH Ilyas Ruchiyat, Abdurrahman Wahid, KH Mustofa Bisri, dan KH A Muhith Muzadi.

Sedangkan Yenny Wahid pernah menjabat sebagai Sekjen PKB periode 2005-2010 tapi dicopot pada 2008 oleh PKB yang saat itu dipimpin Cak Imin.

Untuk perolehan suara, PKB pada Pileg 2014 adalah 11.298.950 atau 9,04 persen. Sedangkan pada Pileg 2019 mendapatkan 13.570.097 suara atau 9,69 persen dan berhasil menjadi partai keempat terbanyak memperoleh suara.

PKB pada survei litbang Kompas per Januari, elektabilitas PKB 5,5 persen dan turun, meskipun kecil, pada survei litbang Kompas terbaru pada Juni ini ini menjadi 5,4 persen.

Dalam survei litbang Kompas terbaru itu juga menyebut, nama Cak Imin idak masuk dalam 10 besar capres. Kalah dengan nama seperti AHY hingga Erick Thohir.

Survei Litbang Kompas ini dilakukan melalui tatap wawancara muka yang diselenggarakan 26 Mei-4 Juni 2022, dengan responden sebanyak 1.200 orang dan dipilih secara acak.

Menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi dengan tingkat kepercayaan 95 persen, margin error penelitian kurang lebih 2,8 persen.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU