> >

Lawan Hoaks di Medsos, Bawaslu Gandeng Konten Kreator

Rumah pemilu | 20 Mei 2022, 17:25 WIB
Anggota Bawaslu Lolly Suhenty saat berdiskusi tentang antisipasi dan penanganan hoaks bersama sejumlah LSM seperti Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), maupun dengan platform digital seperti Facebook, Tiktok, Google Indonesia, di Jakarta, Kamis (18/5/2022). (Sumber: Tim Publikasi dan Pemberitaan Bawaslu RI)

JAKARTA, KOMPAS TV - Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Lolly Suhenty mengatakan, pihaknya akan melawan setiap berita hoaks yang beredar di media sosial. Salah satu cara yang dilakukan oleh Bawaslu adalah dengan menggandeng para konten kreator untuk menyebarkan informasi positif terkait Pemilu 2024.

Menurut dia, masifnya berita hoaks di media sosial juga menjadi sumber masalah dalam pelaksanaan dan pengawasan Pemilu 2024. Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah konten atau produk berita untuk melawan informasi hoaks.

Baca Juga: Bawaslu Pertimbangkan Keadilan Restoratif untuk Selesaikan Pelanggaran Pemilu
 
"Kenapa berita hoaks menyebar, karena memang berita benar itu tidak tersebar. Maka itu kita akan lakukan percepatan untuk menyebarkan berita benar tersebut," kata Lolly seperti dikutip dari laman resmi Bawaslu, Jumat (20/5/2022).

Ia menyebut, dengan memaksimalkan peranan anak muda dalam memanfaatkan platform digital akan membuat demokrasi di Tanah Air semakin baik. 

"Di tangan mereka bisa menahan informasi bohong dan bisa menyebarkan berita yang benar. Maka itu, salah satu fokus kami kali ini adalah memberdayakan jari teman-teman muda itu," ujarnya. 

Selain itu, imbuhnya, Bawaslu juga akan menggandeng berbagai platform media sosial baik itu Facebook, Twitter, Whatsapp, Instagram, dan lainnya untuk menyediakan informasi atau edukasi kepemiluan. 

Hal ini, kata Lolly, untuk menyamakan perspektif, menyepakati alur hingga memudahkan dalam percepatan kroscek data. 

"Kalau informasi kepemiluan itu hadir di setiap platform, mau tidak mau masyarakat akan mengeklik itu. Harapannya ke depan, tanggung jawab para platform sudah didorong sejauh itu dan saya berharap itu terjadi karena ini yang kita butuhkan," ujarnya.

Baca Juga: Bantah Hoaks Soal Pendanaan, Menag Tegaskan Dana Haji Tidak untuk Pembangunan IKN

Hal senada dikatakan perwakilan Google Indonesia Anne Yurico. Ia mengatakan setuju dengan apa yang akan dilakukan Bawaslu. Sebab, menurutnya, men-takedown atau menurunkan atau mencabut informasi yang sudah beredar di media sosial, tidak dapat menyelesaikan masalah.

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU