> >

Kisah Jamu Diajukan ke UNESCO sebagai Warisan Budaya

Budaya | 13 April 2022, 09:49 WIB
 Ilustrasi - Minuman tradisional Indonesia, Jamu telah diajukan ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV –  Minuman tradisional Indonesia, Jamu,  telah diajukan ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada 7 April 2022 lalu.

Gaura Mancacaritadipura selaku konsultan penelitian dan penulis dokumen ICH 02 (Intangible Cultural Heritage) nominasi budaya sehat jamu menyampaikan, pengajuan jamu sebagai WBTB Dunia ke UNESCO akan membuat budaya sehat jamu semakin dikenal di ranah internasional.

“Semoga Budaya Sehat Jamu yang telah menjadi kearifan lokal sejak zaman nenek moyang kita turut memberikan sumbangsih untuk ‘menyehatkan dunia’ yang saat ini sedang sakit. Ini saatnya Jamu menjamu Dunia," ujarnya dalam siaran pers, dikutip Rabu (13/4/2022).

Sementara, Erwin J Skripsiadi selaku peneliti yang mewakili Ketua Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu menjelaskan,  pengajuan nominasi budaya sehat jamu telah dilakukan sesuai dengan standar dan kaidah yang telah ditetapkan oleh UNESCO.

"Proses riset dilakukan oleh Tim Riset Jamupedia, sebuah lembaga riset dan pengarsipan budaya sehat Jamu, di bawah bimbingan konsultan ahli Gaura Mancacaritadipura, sejak bulan Juni 2021," katanya.

Riset tersebut melibatkan ratusan pelaku langsung budaya sehat jamu, mulai dari para perajin jamu, penjual jamu gendong, hingga konsumen jamu yang ada di empat provinsi di Indonesia yakni Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan DKI Jakarta.

Baca Juga: Buat Stok Bulan Puasa, Ini 3 Cara Simpan Kurma agar Tidak Jamuran dan Berkutu

Upaya nominasi jamu sebagai WBTB UNESCO sudah didorong sejak 2013 yang dipelopori oleh para maestro jamu seperti Mooryati Soedibyo dan Jaya Suprana. Menurut tim kerja, dokumen nominasi ICH-02 telah disusun sejak Juni 2021.

Untuk memenuhi persyaratan tersebut, Erwin mengatakan pihaknya melakukan riset budaya salah satunya melalui pembacaan terhadap artefak yang menunjukkan budaya meracik jamu, seperti pada relief Candi Borobudur, prasasti Madhawapura, prasasti Bendosari, dan sebagainya.

Tidak hanya dari artefak, tim kerja juga meneliti berbagai serat, termasuk Jampi Jawi yang berisi ribuan resep-resep tentang aneka jenis jamu dan serat Centhini yang memuat "ensiklopedia" jamu.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU