> >

G20 Bikin Standar Protokol Kesehatan Global untuk Perjalanan Internasional lewat Universal Verifier

Peristiwa | 7 April 2022, 18:37 WIB
Aktris sekaligus penyanyi muda Maudy Ayunda ditunjuk sebagai juru bicara Presidensi G20 Indonesia, Kamis (31/3/2022). (Sumber: Youtube Sekretariat Presiden)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Negara-negara G20 sepakat untuk menyelaraskan protokol kesehatan global melalui digitalisasi sertifikat vaksin yang terintegrasi. Hal ini ditetapkan setelah pembahasan arsitektur kesehatan global karena kesehatan satu negara bergantung pada negara lain.

“Isu arsitektur kesehatan global menjadi isu prioritas yang dibahas dalam pertemuan G20 sekalian keuangan, Indonesia mengajak negara-negara untuk berkolaborasi mengatasi pandemi Covid-19,” ujar Maudy Ayunda, juru bicara pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia, dalam pernyataan persnya, Kamis (7/4/2022).

Dalam pertemuan presidensi G20 di Yogyakarta pada akhir Maret 2022 yang dipimpin menteri kesehatan, secara khusus membahas penyelarasan standar protokol global untuk perjalanan antar negara dan sistem digitalisasi vaksin yang terintegrasi.

Baca Juga: AS Tidak Akan Hadir di Pertemuan G20 Jika ada Rusia

Hal ini penting karena Covid-19 masih menjadi tantangan dunia, termasuk Indonesia dan mutlak dilakukan terutama untuk pelaku perjalanan antar kawasan dan negara.

“Jadi masalah ketika standarnya berbeda-beda, belum ada keseragaman standar protokol perjalanan internasional menimbulkan ketidakpastian,” ucap Maudy.

Menurut Maudy, sertifikasi digitalisasi vaksin memberi ketenangan pelaku perjalanan antar negara, selain menormalkan mobilitas juga mendorong pulihnya perekonomian di berbagai sektor. Terlebih, pembatasan mobilitas akibat pandemi Covid-19 telah berdampak pada penurunan pariwisata secara global hingga lebh dari 70 persen pada 2020 dan 2021.

“Pertemuan kemaren menyepakati standar dokumen lewat QR Code , aman dan sederhana bisa memiliki standar yang sama di seluruh dunia,” kata Maudy.

Standardisasi ini akan diberlakukan di seluruh negara G20 dan sudah diujicobakan di 19 negara yang menghasilkan respons positif. Rencananya, hal yang sama diberlakukan secara bertahap di negara-negara lainnya.

Kementerian kesehatan juga menerapkan universal verifier, sehingga dokumen atau kartu vaksin pelaku perjalanan bisa dibaca antar negara karena terintegrasi dalam satu sistem.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU