> >

Amien Rais Sebut Pemerintahan Jokowi Idap Sindrom Narsistik Megalomania, Ini Kata Jubir Luhut

Politik | 4 April 2022, 11:15 WIB
Politikus Amien Rais. (Sumber: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

"Mengerahkan seluruh lurah se-Indonesia, mungkin nanti asosiasi-asosiasi tertentu, mungkin nanti eksponen bangsa petani, nelayan, buruh, pegawai negeri, pensiunan, dan lain-lain," ucapnya.

Lebih lanjut, Amien Rais menyebut bahwa pemerintahan Jokowi sedang mengidap sindrom narsistik megalomania.

"Memang seorang pemimpin, seorang presiden, itu ada kemungkinan mendapatkan sindrom narsistik megalomania," ujar Amien.

Baca Juga: Mahfud MD Apresiasi Sikap Amien Rais yang Akui TNI-Polri Tak Terlibat Peristiwa 6 Laskar FPI

Amien menjelaskan arti narsistik tersebut yang dikaitkan dengan pemerintahan Jokowi.

"Narsisistik itu adalah seseorang yang merasa akulah yang paling sempurna, akulah yang paling benar, akulah yang paling tahu segala macam persoalan, orang lain lebih bodoh, orang lain tidak bermutu, dan lain-lain," ucap Amien.

"Sementara megalomania itu membayangkan yang besar-besar, saya lihat ini, maaf ya saudara Jokowi dan Luhut, Anda berdua ini harus mengaca diri, tanya kepada psikolog-psikolog yang objektif apakah kalian berdua itu sedang menderita narsisistik megalomania tadi."

Menanggapi pernyataan Amien Rais tersebut, Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Jodi Mahardi, buka suara.

Baca Juga: Mahasiswa Ajak Masyarakat Tolak Wacana Penundaan Pemilu 2024: Kita Harus Beri Pelajaran buat Elite

Ia menanggapi pernyataan Amien Rais yang menyarankan bosnya, Luhut, untuk konsultasi ke psikolog karena dinilai menderita narsistik megalomania.

"Yang megalomania itu yang ga bisa move on gagal jadi Presiden dan terus-terusan membully orang lain," kata Jodi dikutip dari Tribunnews.com pada Senin (4/4/2022).

"Lalu yang harus ke psikolog itu para politikus yang tidak bisa menyampaikan pendapatnya secara beradab."

Menurut Jodi, sebagai tokoh politik senior, seharusnya Amien Rais bisa mendidik generasi muda menjadi manusia beradab, bukan justru sebaliknya.

Baca Juga: SMRC: Jokowi 3 Periode Hanya Didukung 5 Persen Responden

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Tribunnews.com


TERBARU