> >

Mahasiswa Ajak Masyarakat Tolak Wacana Penundaan Pemilu 2024: Kita Harus Beri Pelajaran buat Elite

Politik | 4 April 2022, 05:45 WIB
Ilustrasi mahasiswa melakukan demo menolak penundaan Pemilu 2024. (Sumber: Kompas.com/Sonya Teresa )

"Artinya jika pemilu ditunda terjadi pelanggaran terhadap konstitusi, kecuali dilakukan amendemen,” ujar Saepudin. 

Baca Juga: Presiden PKS: Jangan Khianati Rakyat dengan Menunda Pemilu 2024

“Amendemen pun pasti akan mengundang respons tinggi dari masyarakat, risiko politiknya juga terlalu besar, seperti gejolak sosial di masyarakat, termasuk juga akan berimbas pada menurunnya indeks demokrasi.”

Selain mencederai demokrasi, lanjut Saepudin, penundaan pemilu juga berdampak pada perubahan tatanan lembaga negara dan mengganggu regenerasi kepemimpinan, baik eksekutif maupun legislatif.

Menurutnya, lembaga negara seperti eksekutif dan legislatif sudah pasti sangat terdampak. Tahapan pemilu juga akan berubah dan pada akhirnya berimplikasi pada pemilihan legislatif (pileg) dan pilkada serentak.

"Pastinya lembaga negara yang pengangkatannya melalui pemilu akan terganggu, misal DPRD baik kabupaten atau provinsi, apakah akan ada perpanjangan masa jabatan juga?” ucap Saepudin. 

Baca Juga: Sosialisasi Pemilu 2024, KPU Uji Coba Sistem Rekapitulasi Elektronik Sirekap!

“Rencana Pilkada Serentak 2024 juga pasti akan terganggu. Dan kondisi seperti ini tidak baik untuk regenerasi kepemimpinan."

Karena itu, Gus Udin berharap penundaan pemilu tak benar-benar terjadi. Analisis media sosial (Twitter) juga menunjukkan mayoritas pengguna menolak wacana penundaan pemilu dengan angka sebesar 79,5 persen

Selain itu, 88 persen perbincangan soal wacana tersebut mengundang emosi marah dan takut atas penundaan pemilu. Sementara 92 persen warganet tidak setuju penundaan Pemilu 2024. 

Hasil sigi sejumlah lembaga survei baru-baru ini juga mayoritas menunjukkan masyarakat menolak penundaan pemilu.

Baca Juga: ICW Datangi Kantor Luhut! Tagih Pembuktian Big Data Penundaan Pemilu 2024

"Harapan saya penundaan pemilu tidak terjadi, agar regenerasi eksekutif dan legislatif kita juga berjalan baik," kata Gus Udin.

Di sisi lain, kandidat doktor ilmu politik UIN Jakarta ini melihat wacana penundaan pemilu juga seperti gimmick dari sejumlah elite partai politik. 

Gus Udin merasa aneh ketika beberapa petinggi partai melontarkan wacana penundaan pemilu, namun sibuk mempersiapkan diri atau menyiapkan calon untuk maju dalam pemilu.

"Ini seperti gimmick elite partai saja, terlebih yang menggulirkan juga elite partai. Entah itu untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas partai, bisa jadi juga itu,” kata Gus Udin. 

“Ini kan anomali, ketika wacana penundaan pemilu digulirkan, tapi partai politik juga sibuk mengusulkan calonnya."

Baca Juga: ICW Surati Menko Luhut, Minta Buka Data yang Sebut Masyarakat Dukung Penundaan Pemilu 2024

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Antara


TERBARU