> >

Gus Yahya: Kategori Nonmuslim atau Kafir Tidak Relevan di Negara Bangsa Modern

Agama | 31 Maret 2022, 13:53 WIB
Ketum PBNU Gus Yahya sebut istilah kafir dan nonmuslim tidak relevan lagi di zaman modern (Sumber: Tangkapan layar MUI TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan, terma nonmuslim atau kafir yang selama ini jadi perdebatan sudah tidak relevan lagi digunakan dalam konteks bernegara, khususnya dalam negara modern.

Gus Yahya juga menegaskan, hal ini sudah sesuai dengan keputusan ulama-ulama di NU yang menyebut kata nonmuslim maupun kafir harusnya tidak dipakai dalam negara modern.

Hal itu disampaikan oleh Gus Yahya dalam diskusi 'Turn Back Islamophobia' yang digelar oleh Komisi HLNKI MUI yang disiarkan di YouTube MUI, seperti dilihat Kamis (31/3/2022).

"Kami juga telah membuat wacana baru tentang status nonmuslim ini, dengan menyatakan para ulama kami pada waktu itu membuat kesimpulan bahwa kategori nonmuslim atau kafir sesungguhnya tidak relevan dalam konteks negara bangsa modern," ujarnya.

Keputusan Gus Yahya merujuk pada keputusan Munas Alim Ulama NU tahun 2019 di Banjar Jawa Tengah tentang penggunaan istilah kafir yang dianggap tidak relevan lagi dalam konteks negara modern. 

Gus Yahya dalam kesempatan itu juga menjelaskan islamofobia yang sedang menggejala secara global bukanlah gejala baru. Namun ada juga soal kafirobia yang juga menggejala di tubuh Islam itu sendiri.

"Islamofobia ini bukan gejala baru. Ini sesuatu yang sudah lama mengendap dalam sejarah pergaulan antar agama. Mengendap sebagai mentalitas nonmslim di pelbagai belahan dunia, bahkan sudah dimapankan kurang lebih dalam wacana keagamaan mereka di lingkungan-lingkungan nonmuslim itu," kata Gus Yahya.

"Di sisi lain sebetulnya kita harus akui juga dari kalangan Muslim ada juga kafirofobia juga. Dan kafirofobia ini mengendap juga sebagai mentalitas di kalangan umat Islam, bahkan juga masuk di dalam wacana-wacana keagamaan di lingkungan Islam," kata mantan Jubir Presiden Gus Dur itu. 

"Kalau saya sebut kafirofobia ini bisa kepada siapa saja yang nonmuslim, apakah judiofobia, kristofobia, atau hindufobia dan sebagainya. Secara umum itu juga masuk dalam wacana keagamaan Islam itu sendiri," ujarnya.

Baca Juga: Didatangi Firli Bahuri, Gus Yahya: Dari Hati ke Hati, Bicara Korupsi dan KPK

Sejarah Konflik Muslim dan Nonmuslim

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV

Tag

TERBARU