> >

Ini Pemicu Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran Sejauh 5 Kilometer ke Arah Tenggara

Peristiwa | 10 Maret 2022, 13:19 WIB
Dalam foto arsip ini terlihat Gunung Merapi yang sedang meluncurkan lava pijar. Gambar diambil dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (15/8/2021). (Sumber: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/foc)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Gunung Merapi yang meluncurkan awan panas guguran sejauh lima kilometer ke arah tenggara, Kamis (10/3/2022). Luncuran awan panas ini terjauh sejak Gunung Merapi memasuki fase erupsi efusif.

Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, aktivitas vulkanik Merapi selama ini ada di barat daya, sementara yang di bagian tengah masih terus tumbuh.

“Posisi berada di tengah stabil, jadi guguran ada di dalam kawah itu, namun pada saat terjadi suplai terus-menerus, maka magma yang ada di permukaan ada pembekuan,” ujarnya dalam jump apers virtual, Kamis (10/3/2022).

Baca Juga: Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran 5 Kilometer, Terjauh sejak Fase Erupsi Efusif

Oleh karena itu, ia menjelaskan saat ada akumulasi tekanan yang diikuti pertumbuhan terus-menerus, maka muncul ketidakstabilan di sisi tenggara.

“Begitu ada tekanan dan bukaan, maka terjadi awan panas seperti sekarang,” ucapnya.

Hanik menilai susulan awan panas guguran terjadi menunjukkan tekanan sebenarnya tidak begitu kuat, sehingga tidak ada guguran yang masif.

Saat ini rekomendasi BPPTKG masih belum berubah, jarak aman masih sesuai rekomendasi yakni lima kilometer dari puncak dan masyarakat masih belum perlu mengungsi. Kendati demikian, aktivitas Gunung Merapi masih terus dipantau.

Baca Juga: Dampak Erupsi Gunung Merapi tadi Malam, Kabupaten Magelang Diselimuti Hujan Abu

Badan Geologi melalui PVMBG-BPPTKG telah menetapkan tingkat aktivitas Gunung Merapi menjadi Siaga pada 5 November 2020. Kemudian, pada 4 Januari 2021 Gunung Merapi dinyatakan memasuki masa erupsi efusif dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU