> >

Parpol Islam Bakal Sulit di 2024, Peneliti: Tokoh dan Kader Partai Islam Belum Menjanjikan

Politik | 27 Januari 2022, 10:44 WIB
Komedian Narji resmi bergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Minggu (19/12/2021).  Peneliti dari The Political Literacy, Hanifudin menilai partai Islam atau parpol berbasis Islam akan kesulitan di pemilu 2024 karena kekurangan kader (Sumber: Dok. PKS)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Peneliti Politik Islam dari The Political Literacy, Muhammad Hanifudin, menilai partai politik (parpol) berbasiskan Islam akan kesulitan mendulang suara pada gelaran Pemilu 2024 mendatang.

Hanif menilai, penurunan dari parpol berbasis Islam. Mulai dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) hingga Partai Amanat Nasional (PAN) belum mampu menciptakan tokoh Islam yang menjanjikan bagi publik.

Tiga nama terakhir selalu muncul dalam beberapa survey terkait calon presiden 2024, baik dilakukan oleh Charta Politika maupun Survey Indikator Politik Indonesia, adalah Prabowo, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Ketiganya, menurut Hanif, bukanlah kader murni dari partai Islam. Meskipun tidak menutup peluang digaet parpol berbasis Islam itu guna kepentingan di 2024.  

“Tokoh dan kader partai Islam belum ada yang memiliki tingkat elektabilitas yang menjanjikan,” paparnya kepada KOMPAS TV lewat Whatsapp, Kamis (27/1).

Baca Juga: Menilik Peluang Partai Islam di Pemilu 2024: Suara Menurun, Potensi Kanibalisasi Tak Terhindarkan

Anies Baswedan, misalnya, meskipun kerap diidentikan dekat dengan umat Islam, faktanya bukanlah kader parpol.

Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai contoh, meskipun berasal dari PKB yang jelas-jelas berbasis warga NU dan Islam, faktanya juga tidak masuk dalam pelbagai survey sebagai salah satu kandidat tiga besar capres pilihan.

“Dalam Beberapa survei terakhir, tiga nama teratas bukanlah kader partai Islam,” tambahnya.

Baca Juga: PKS : Poros Koalisi Partai Islam Menjanjikan

Hal ini merupakan bukti kaderisasi di parpol terkait tokoh Islam belum begitu kuat. Efeknya bisa berpengaruh di 2024 mendatang.  

“Kenyataan ini menunjukan kaderisasi dan rekrutmen partai Islam belum berjalan dengan baik,” tambahnya.

Hal itu belum lagi ditambah, parpol berbasis Islam ini belum terlihat dalam memperjuangkan isu yang spesifik menyasar suaranya.

Para partai Islam ini, kata Hanif, melah terlihat belum maksimal dalam memperjuangkan isu tertentu yang mampu menarik simpati publik.

“Demikian halnya, sejauh ini, partai Islam belum kelihatan maksimal memperjuangkan isu spesifik yang menarik banyak suara,” tutupnya.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU