> >

Presidensi G20 Angkat Isu Kesetaraan Penyandang Disabilitas di Berbagai Sektor

Sosial | 26 Januari 2022, 22:59 WIB
Ilustrasi: Pada kesempatan Presidensi G20, Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah akan dibahas salah satu isu penting yaitu tentang kesetaraan penyandang disabilitas. (Sumber: Shutterstock/Bro.Vector)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Tahun ini Indonesia didapuk sebagai tuan rumah ajang pertemuan tingkat tinggi perwakilan bangsa-bangsa di dunia atau Presidensi G20.

Pada kesempatan ini pula, Indonesia akan memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang.

Di antara negara berkembang terdapat isu yang terbilang sangat penting untuk diperjuangkan.

Salah satunya tak lain adalah isu kesetaraan penyandang disabilitas di berbagai sektor.

Hal itu sebagaimana ditegaskan Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, Angkie Yudistia.

Angkie menyatakan bahwa pemerintah memiliki komitmen untuk menyertakan isu disabilitas sebagai bagian isu dalam Presidensi G20 tahun 2022.

Menurut Angkie, kehadiran isu disabilitas dalam forum tingkat tinggi itu merupakan terobosan.

Inilah kemajuan positif bagi Indonesia sebagai tuan rumah untuk memberikan ruang pada semua aspek tanpa terkecuali.

“Kesetaraan terhadap disabilitas, utamanya terhadap penyediaan lapangan kerja, serta kesempatan untuk berdaya secara ekonomi akan menjadi fokus pemerintah dalam G20 tahun ini,” ujar Angkie, dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (26/1/2022).

Presidensi Indonesia dalam forum G20 tersebut menjadi momentum besar bagi Indonesia untuk mendorong isu terciptanya kesetaraan penyandang disabilitas dalam multi sektor.

Tak cukup sampai di situ, Indonesia juga terus mendorong adanya akselerasi transformasi digital.

Hal ini guna memperkuat momentum kebangkitan dan pemulihan ekonomi nasional dari pandemi COVID-19.

“Dengan mengangkat tema 'Recover Together, Recover Stronger', forum G20 ini menjadi momen bersejarah bagi Indonesia." tutur Angkie.

"Kita akan menunjukkan bahwa kepemimpinan Indonesia di G20 dapat memberikan manfaat bagi negara berkembang di dunia, khususnya Indonesia dalam upaya mendorong terciptanya kesetaraan untuk penyandang disabilitas dalam multi sektor, utamannya transformasi digital,” katanya, menjelaskan.

Baca Juga: Perlunya Fasilitas & Ragam Komunikasi Bagi Disabilitas Tuli (4) - NGOPI

Informasi dan Pusat Data Digital

Menurut Angkie, jauh sebelum pandemi COVID-19 melanda dunia di tahun 2020, penyandang disabilitas sudah memiliki tantangan dan hambatan yang cukup signifikan.

Terutama dalam mendapatkan akses informasi, kesehatan, transportasi dan infrastruktur, serta lapangan pekerjaan.

Karena itu pada forum G20 ini, lanjut Angkie, pemerintah saling bersinergi untuk mewujudkan akses informasi dan komunikasi berupa Information and Data Center secara digital.

Angkie berharap, dengan diwujudkannya contact center berupa video, telepon dan chatbot sebagai sistem pengaduan dan informasi ini bisa menjawab tantangan kehidupan teman-teman penyandang disabilitas di era disruptif teknologi saat ini.

“Nantinya teman-teman penyandang disabilitas dapat menggunakan layanan DITA (Disabilitas Tanah Air ) di nomor 143 yang dikelola oleh Komisi Nasional Disabilitas. Contact center DITA 143 ini akan mulai diaktivasi pada 1 Februari 2022.,” terangnya.

Dijelaskan pula, dengan adanya sistem Information and Contact Centre ini dapat memudahkan teman-teman penyandang disabilitas untuk mendapatkan berbagai informasi.

Misalnya, informasi ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan dan segala permasalahan penyandang disabilitas.

Dengan begitu, kemudahan akses informasi bisa dirasakan penyandang disabilitas di Indonesia.

Untuk itulah Angkie juga mendorong kepada kementerian/lembaga serta pemerintah daerah terus saling bersinergi dan berinovasi guna mengimplementasikan hak-hak penyandang disabilitas.

Yakni dengan melibatkan penyandang disabilitas, keluarga dan komunitas untuk melakukan kegiatan yang produktif dengan pemanfaatan teknologi.

Hal ini sejalan dengan apa yang pernah disampaikan Presiden Joko Widodo.

Menurut Jokowi, transformasi digital di masa pandemi maupun next pandemi akan mengubah secara struktural, cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi, belajar, bertransaksi yang sebelumnya offline dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke online.

“Arahan Presiden Joko Widodo pada Hari Disabilitas Indonesia 3 Desember 2021 menjadi momen penting sebagai pengingat, kemampuan adaptif terhadap teknologi digital teman-teman penyandang disabilitas perlu ditingkatkan," kata Angkie.

"Hal itu perlu dilakukan agar transformasi kebijakan dan program yang menjamin inklusivitas penyandang disabilitas terwujud, terus berjalan dan bahkan meningkat di tengah pandemi,” imbuhnya.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU