> >

Jenderal Dudung Diprediksi akan Dipinang Parpol Besar Maju Pilpres 2024, Benarkah?

Politik | 18 Januari 2022, 06:10 WIB
Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman saat berbincang dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dalam tayangan BEGINU S2 EPS6: Dudung Abdurachman, Loper Koran dan Keberanian Bersikap Jenderal TNI di Kanal YouTube Kompas.com. (Sumber: Youtube KOMPAS.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kontestasi politik menjelang Pilpres 2024 mendatang semakin santer terdengar di kalangan masyarakat.

Sejumlah nama dari tokoh nasional terus bermunculan. Baik yang sudah pensiun hingga banyak pula yang masih menjabat.

Bahkan dari sekian banyak nama, ada tokoh yang dianggap patut diperhitungkan karena kredibilitasnya.

Salah satu tokoh itu adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.

Baca Juga: Ukir Sejarah, Jenderal Dudung Jadi KSAD Pertama Terbangkan Helikopter Serbu Apache: Luar Biasa!

Hal itu diakui pengamat politik Hari Purwanto. Dia mengatakan, popularitas Dudung belakangan ini melonjak tidak terbendung.

Bukan tanpa alasan, meningkatnya popularitas Dudung karena pernyataan kontroversialnya berhasil menarik perhatian publik.

"Saat jadi Pangdam Jaya, Jenderal Dudung menjadi kontroversial karena menurunkan baliho Habib Rizieq di Petamburan, markas FPI,” ucapnya, Senin (17/1/2022), dikutip dari Tribunnews.com.

“Setelah jadi KSAD, Jenderal Dudung kembali menjadi kontroversial karena memberi pernyataan 'berdoa tidak perlu memakai bahasa Arab',” imbuh Hari.

Bukan itu saja, belakangan ini juga Dudung kembali menjadi sorota publik lantaran lagu Ayo Ngopi.

“Yang terbaru ini, Jenderal Dudung kembali menjadi viral karena merilis lagu 'Ayo Ngopi' dan video flashmob," papar Hari.

Baca Juga: Kata Gerindra Soal Deklarasi Prabowo-Jokowi di Pilpres 2024

Peluang Besar Dudung Maju Pilpres 2024

Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) itu menilai, naiknya popularitas Dudung tentu menimbulkan harapan baru.

Sebab, menurut Hari, saat ini masyarakat masih merindukan sosok TNI sebagai Presiden RI.

Dengan posisi sebagai jenderal bintang empat yang saat ini sedang menjabat KSAD, peluang Dudung menjadi Calon Presiden 2024 terbuka luas.

"Peluang Jenderal Dudung menjadi Presiden sangat besar karena tiga hal,” ujarnya.

Pertama, lanjut Hari, Dudung merupakan Jenderal TNI AD sebagai KSAD.

Kedua, mantan Pangkostrad itu didukung Ketum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang merupakan Partai terbesar.

“Ketiga, ini yang terpenting, beliau sepertinya ingin mengikuti langkah Presiden Jokowi," jelas Hari.

Politik Populisme

Menurut Hari, Jokowi bisa menjadi Presiden salah satunya karena mengaktifkan politik populisme.

Politik populisme saat ini masih menjadi pilihan masyarakat dalam menentukan siapa calon presiden mereka.

"Saya pikir saat ini Jenderal Dudung adalah jenderal yang paling populer dibandingkan dengan jenderal lainnya,” katanya.

Hari menambahkan, Dudung telah diterima oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Sehingga, Dudung tidak perlu lagi dukungan dari PDIP.

Bahkan, lanjut Hari, Dudung tidak memerlukan berpasangan dengan Puan Maharani yang elektabilitas masih sangat rendah.

"Kondisi semacam ini, mau tidak mau, PDIP ‘terpaksa’ akan mencalonkan Dudung sebagai Presiden 2024, sebelum Dudung diusulkan oleh Partai lain,” katanya.

“Atau dengan kata lain, siapa pun menjadi cawapresnya, tanpa harus disandingkan dengan Puan atau, tanpa harus disandingkan dengan Gibran, Dudung akan melenggang bebas di tahun 2024," pungkasnya.

Baca Juga: Momen KSAD Jenderal Dudung Nyanyi Lagu "Ayo Ngopi", Ternyata Ini Arti dari Lagu Ciptaannya!

Survei Capres 2024 Terbaru

Sementara itu, sejauh ini nama Dudung belum banyak muncul di sejumlah survei terkait Capres 2024.

Hasil survei terbaru yang dilakukan Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menyebut bahwa elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersaing ketat dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Temuan indEX Research menunjukkan Prabowo Subianto kembali memimpin dengan elektabilitas 20,3 persen," kata Peneliti indEX Research Reza Reinaldi melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Senin (10/1/2022).

Pada urutan kedua, ada nama Ganjar Pranowo membayanginya dengan elektabilitas mencapai 20,0 persen.

Jauh di belakang Prabowo dan Ganjar, ada Anies Baswedan yang bersaing ketat dengan Ridwan Kamil masing-masing memperoleh elektabilitas 10,6 persen dan 10,2 persen.

"Prabowo dan Ganjar makin tak terkejar di bursa Capres 2024, disusul oleh Anies dan Ridwan Kamil yang bersaing ketat," ujar dia.

Di bawah Anies dan Ridwan Kamil, ada dua figur lain juga bersaing yaitu Sandiaga Uno memperoleh elektabilitas 7,1 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono 5,3 persen.

Selain itu, masih ada sejumlah nama lain yaitu Erick Thohir 4,4 persen, Tri Rismaharini 4,0 persen, Khofifah Indar Parawansa 2,1 persen dan Giring Ganesha 2,0 persen.

Kemudian ada juga nama-nama yang merupakan figur kuat di tubuh partai politik yakni Puan Maharani 1,6 persen dan Airlangga Hartarto 1,0 persen.

Baca Juga: Hasil Majelis Syura PKS: Tolak Penundaan Pemilu, PT 20 Persen dan Jelaskan Kriteria Capres-Cawapres

 

Penulis : Fadhilah Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV/Tribunnews.com


TERBARU