> >

Penjelasan Ahli soal Tulisan Arab Melayu Kantor Gubernur Riau yang Dianggap Kadrun dan Arabisasi

Peristiwa | 6 Januari 2022, 09:39 WIB
Viral netizen terkait tulisan Arab-Melayu di kantor gubernur Riau, Ahli angkat bicara (Sumber: Tangkapan layar twitter @kimansu)

Ia lantas menjelaskan, kultur masyarakat di Nusantara sejak ratusan tahun lalu sebenarnya tidak asing terhadap arab-melayu yang disebut juga Aksara Jawi, atau jika di Jawa disebut pegon.

“Padahal, kultur masyarakat Islam di Nusantara sudah ratusan tahun menggunakan aksara jawi tersebut sebelum politik etis kolonial mengharuskan penulisan aksara latin,” tandasnya.

Alhafiz yang juga dosen Agama Islam di Universitas Indonesia (UI) itu lantas menjelaskan, fenomena seperti penulisab Arab Melayu atau kalau di Aksara-Jawa dalam ukiran di kantor-kantor gubernuran maupun kerajaan di Jawa adalah hal biasa.

“Makanya hal itu biasa saja. Aksara jawi ini juga dipakai di kawasan Melayu Nusantara, misalnya di Melayu Sumatra, Melayu Jakarta, Melayu Kalimantan, Maluku, Sulawesi, dan juga Nusa Tenggara,” tambahnya.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Minta Masyarakat Hilangkan Pemakaian Kata Kadrun dan Kampret

Hikayat Tulisan Arab Melayu di Nusantara

Pria yang juga mengkaji Literatur Klasik Islam di Nusantara itu lantas menjelaskan lebih lanjut soal bahasa Melayu yang banyak terpengaruh oleh bahasa Sanskerta.

Lantas, ditulis dalam aksara jawi karena pengaruh Islam di Nusantara. Di Jawa kerap juga disebut pegon.

Ia juga bercerita soal aksara jawi atau Arab-Melayu yang dipakai ketika mengaji pada zaman dahulu agar mudah membaca Alquran.

“Sebenarnya, anak-anak saat sekolah zaman dulu di SR (Sekolah Rakyat) malah tetap menggunakan aksara jawi atau Arab-Melayu itu,” tuturnya.

Sehingga anak-anak kampung yang mengenyam SR itu, kata Alhafiz, lebih mudah membaca Alquran saat ngaji sore/malam di langgar daripada anak kampung yang nggak sekolah sama sekali.

“Ini yang justru menarik. Karena di SR mereka juga pakai aksara jawi agar mudah,” katanya.

Hal senada juga di Jawa, kata Alhafiz, misalnya soal penulisan Tafsir Al-Ibriz karya KH Bisri Mustofa yang masyhur di kalangan pesantren sebagai contoh. Atau Raja Ali Haji dalam karya-karyanya dengan menggunakan Arab-Melayu.

Baca Juga: Rumah Anggota TNI AL Tampung PMI Ilegal, KSAL: Pasti Dihukum, Tidak Ada Prajurit yang Lolos

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU