> >

Kisah Duel Pertama Timnas Indonesia-Thailand 1957, Kabinet Kaki Empat dan Kudeta Tak Berdarah

Sosial | 27 Desember 2021, 11:31 WIB
Timnas Indonesia di Olimpiade Melbourne 1956 (Sumber:Kompasiana.com-)

"Masalah kita, bangsa Indonesia, hanya bisa dipecahkan dengan perumusan nilai-nilai murni bangsa sendiri," kata Soekarno saat pembukaan di depan Dewan Konstituante. 

Untuk memuluskan gagasannya, pada 9 April 1957, Soekarno melantik "Kabinet Berkaki Empat" atau Kabinet Karya. 

Disebut "Kabinet Berkaki Empat" karena ada empat unsur yang terwakilkan di kabinet yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI), Masyumi, Nahdlatul Ulama (NU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Sementara golongan politik dari masyarakat ditampung dalam Dewan Nasional yang disahkan pada 6 Mei 1957. 

Meski kondisi politik dalam negeri sedang turun naik, kondisi persepakbolaan tanah air justeru sedang naik daun. Indonesia adalah tim paling disegani di Asia. Pada periode ini lahir nama-nama legendaris seperti Ramang, Maulwi Saelan, dan Tan Lion Hou.

Tidak heran pada 1958, Indonesia nyaris masuk piala dunia saat ikut kualifikasi di Swedia. Indonesia sukses menggasak China dengan skor 2-0 pada leg pertama di Stadion Ikada, Jakarta, pada 12 Mei 1957. 

Baca Juga: Pengakuan Elkan Baggott yang Sukses Bawa Timnas Indonesia ke Final Piala AFF 2020

Sementara kondisi politik Thailand ketika itu, hampir sama dengan Indonesia. Thailand mengalami kudeta  tidak berdarah yang dilakukan pihak militer ketika Raja Bhumibol Adulyadej sedang berada di Lausanne, Swiss.

Pelaku kudeta kemudian menunjuk Jenderal Phibunsongkhram sebagai perdana menteri. Ketika pemilu parlemen tahun 1957 menetapkan kembali kekuasaan Phibunsongkhram yang terpilih sebagai perdana menteri, namun prosesnya diyakini penuh kecurangan.

Protes dan stabilitas politik pun tak terhindarkan. Pemerintahan Phibunsongkhram dilengserkan oleh orang kepercayaannya yang paling loyal yaitu Panglima Tertinggi Sarit Thanarat. Setelah peristiwa tersebut, Phibunsongkhram mengasingkan diri ke Jepang hingga akhir hayatnya di sana pada tahun 1964.

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU