> >

P2TP2A Garut Berikan Pendampingan Psikologis untuk Sebelas Santriwati Korban Pemerkosaan

Peristiwa | 10 Desember 2021, 09:14 WIB
Ketua P2TP2A Garut Diah Kurniasari mengatakan seluruh korban beserta orang tua terus didampingi dan diawasi lantaran trauma yang masih mereka dialami. (Sumber: Kompas TV)

GARUT, KOMPAS.TV - Sebelas santriwati asal Garut yang menjadi korban pemerkosaan di sebuah pesantren di daerah Bandung, Jawa Barat, sudah mendapat pendampingan psikologis dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut.

Menurut Ketua P2TP2A Garut Diah Kurniasari, seluruh korban beserta orang tua terus didampingi dan diawasi lantaran trauma yang masih mereka alami.

Diah mengatakan, pendampingan juga dilakukan karena beberapa korban turut menjadi saksi di persidangan.

"Sebelas korban yang berasal dari Garut, Jawa Barat tengah mendapatkan pendampingan dari P2TP2A. Korban dan keluarga kini masih dalam pengawasan lantaran trauma yang dialami serta pendampingan korban yang menjadi saksi di persidangan," kata Diah dalam program Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Jumat (10/12/2021).

Lebih lanjut, Diah menyatakan bahwa kini seluruh korban yang mengandung telah melahirkan. Ini, lanjut dia, sekaligus untuk menanggapi kabar yang menyatakan bahwa dua orang korban masih mengandung.

Baca Juga: Komnas HAM Minta Pelaku Pemerkosaan Santriwati Dihukum Secara Maksimal

Adapun seluruh korban masih berusia di bawah umur dengan rentang 13-16 tahun.

"Jadi sekarang, semua sudah dilahirkan," ujarnya.

Diah juga menuturkan, kejadian ini awalnya terungkap lantaran orang tua melihat sikap anaknya yang berbeda dari biasanya.

Setelah mengaku mendapat tindakan asusila dari seorang guru di pesantren, orang tua didampingi kepala desa kemudian melapor ke Polda Jawa Barat. Hingga kasus ini naik ke persidangan dan diketahui khalayak ramai.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU