> >

Komnas Perempuan: Bripda Randy Punya Hubungan dengan Wanita Lain, Tapi Tak Mau Putuskan NWR

Hukum | 7 Desember 2021, 11:21 WIB
RB ditahan di Mapolres Mojokerto atas kasus terkait NWR yang bunuh diri di makam ayahnya (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota Polres Pasuruan bernama Bripda Randy Bagus disebut memiliki hubungan dengan wanita lain selain dengan NWR, mahasiswi yang bunuh diri di makam ayahnya pada Kamis (2/12/2021).

Demikian hal itu diungkapkan oleh Komnas Perempuan melalui keterangan resminya yang disiarkan pada Senin, 6 Desember 2021.

Baca Juga: Profil Novia Widyasari Mahasiswi yang Bunuh Diri Ternyata Bercita-Cita Jadi Guru Demi Ini

Diketahui, Bripda Randy Bagus menjalin hubungan dengan NWR sebagai pasangan kekasih. Mereka berpacaran selama dua tahun sebelum akhirnya NWR memilih mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri meminum racun.

Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi mengatakan selama berpacaran sejak 2019, korban NWR merupakan korban kekerasan yang bertumpuk dan berulang-ulang. 

Menurutnya, korban NWR terjebak dalam siklus kekerasan dalam pacaran yang menyebabkannya terpapar pada tindak eksploitasi seksual. Bahkan juga pemaksaan aborsi.

Baca Juga: Perintahkan Novia Widyasari Aborsi 2 Kali, Bripda Randy Bagus Terancam 5 Tahun Penjara dan Dipecat

Di saat menjalin hubungan dengan korban NWR, kata Siti, Bripda Randy diketahui juga memiliki hubungan dengan perempuan lain. Namun demikian, pelaku Bripda Randy enggan putus dengan korban NWR.

“Pelaku (Bripda Randy Bagus) juga diketahui memiliki hubungan dengan perempuan lain, namun pelaku bersikeras tidak mau memutuskan relasinya dengan korban (NWR),” kata Siti dikutip dari keterangan resminya pada Selasa (7/12/2021).

Siti menambahkan, karena terjebak pada siklus kekerasan dalam pacaran itu, pada akhirnya berdampak pada kesehatan korban secara fisik dan mental.

Baca Juga: Awal Perkenalan Bripda Randy dengan Pacar yang Bunuh Diri di Makam Ayah, Diungkap Wakapolda Jatim

Siti menuturkan  korban NWR mengalami gangguan kejiwaan karena merasa tidak berdaya, dicampakkan, disia-siakan, berkeinginan menyakiti diri sendiri dan didiagnosa obsessive compulsive disorder (OCD) serta gangguan psikosomatik lainnya.

Lebih lanjut, Siti mengatakan, selama menjadi korban kekerasan itu, korban NWR tak hanya berdiam diri menerima begitu saja.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU