> >

Penjelasan BMKG soal Bahaya Tsunami 8 Meter, BisaTerjang Cilegon hingga Selat Makassar Setiap Saat

Sosial | 1 Desember 2021, 19:50 WIB
Ilustrasi tsunami 8 meter yang berpotensi menerjang Cilegon dan sejumlah daerah lainnya.(Sumber: grid.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan soal peta bahaya tsunami 8 meter di sejumlah wilayah Indonesia yang berpotensi menerjang setiap saat, termasuk saat Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Salah satu daerah yang terancam tsunami adalah Cilegon, Banten. Potensi bahaya ini, kata Dwikorita, patut diketahui karena Cilegon memiliki pantai tempat wisata.

"Zona yang rawan tsunami misalnya di Cilegon Banten, itu juga tempat wisata di Selat Sunda dapat berpotensi skenario terburuk mengalami tsunami dengan ketinggian hingga 8 meter," ujar Dwikorita pada Rabu (1/12/2021), dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Tak Hanya Pacitan, Ini 25 Kabupaten/Kota yang Paling Rawan Alami Tsunami Besar

 Dwikorita menjelaskan, pernyataan itu perlu dipahami sebagai pemetaan BMKG mengenai skenario terburuk tsunami di sejumlah wilayah Indonesia agar masyarakat serta pemerintah dapat melakukan langkah pencegahan dan mitigasi.

"Itu peta. Peta bahaya wilayah. Indonesia ini kan pantainya banyak yang potensial tsunami, termasuk di Cilegon. Jadi itu peta bahaya yang disusun duluan dengan skenario terburuk," kata Dwikorita.

Ia juga menuturkan, sejumlah daerah pantai lain di Indonesia rawan tsunami, antara lain pantai barat Sumatera dari Aceh sampai Lampung. Menurut Dwikorita, tsunami itu dapat terjadi kapanpun tanpa prediksi sebelumnya.

"Ya kita enggak tahu kapan terjadinya, tapi ada potensi. Selat Sunda, terus pantai Selatan Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, sampai pantai Selatan Papua itu kan Samudera Hindia, itu rawan tsunami," beber Dwikorita. 

Selain itu, Samudra Pasifik, Selat Makassar juga disebut rawan tsunami. Menurutnya, sejumlah daerah itu sudah diketahui publik merupakan rawan terjadi potensi tsunami.

Baca Juga: Gunung Api Bawah Laut di Lembata NTT Erupsi, Pengamat: Ada Potensi Tsunami

Pengetahuan peta bahaya tsunami ini dapat diartikan untuk berjaga-jaga, meski bencana alam itu belum tentu terjadi.

"Kalau seandainya skenario terburuk terjadi sudah disiapkan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya korban dan kerusakan yang dahsyat, sudah ada latihan-latihan juga di daerah Cilegon itu," ujar Dwikorita.

Pada kesempatan yang sama, Dwikorita juga mengingatkan masyarakat untuk waspada pada badai atau siklon tropis selama musim penghujan kali ini. Saat ini, BMKG sedang memantau kelahiran Siklon Tropis Teratai.

"Jadi poinnya, diprediksi di bulan-bulan Desember, Januari, bahkan mungkin sampai Maret itu akan terjadi peningkatan pembentukan badai-badai tropis yang dikhawatirkan juga akan berpengaruh terhadap keselamatan transportasi dan masyarakat terutama pada saat Natal dan tahun baru," urainya.

Baca Juga: Dinilai Tidak Efektif, Anggaran Program Sumur Resapan Anies Dicoret dari APBD 2022

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas.com


TERBARU