> >

PPKM Jawa-Bali Diperpanjang, Luhut Wanti-wanti Ada Indikasi Lonjakan Kasus

Update corona | 30 November 2021, 07:52 WIB
Ilustrasi - Pemerintah tetap memperpanjang PPKM di Jawa-Bali untuk mewaspadai laju Covid-19 terutama terhadap varian baru.  (Sumber: pixabay.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pemerintah kembali menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Pulau Jawa dan Bali meski tren kasus Covid-19 di dalam negeri sedang melandai.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam evaluasi mingguan penanganan pandemi Covid-19 wilayah Jawa-Bali, Senin (29/11/2021) menyatakan, jumlah kasus Covid-19  sudah turun 99 persen dibandingkan dengan  puncak kasus Covid-19 pada Juli 2021.

Namun, meski  tren Covid-19 di Jawa-Bali cenderung stabil, saat ini ada penambahan kasus aktif secara nasional yang ditandai dengan terjadinya peningkatan nilai Rt (effective reproduction number).

Spesifik di Jawa-Bali, peningkatan kasus terjadi pada empat hingga lima hari berturut-turut dibandingkan periode awal kasus varian delta.

Sebagai informasi, Rt merupakan angka penambahan kasus yang terjadi di lapangan setelah mendapatkan berbagai intervensi. Jika Rt ada di kisaran 1 atau di bawah 1, maka wabah terkontrol. Sedangkan, jika Rt di atas 1 artinya penularan masih berjalan. Besaran yang ditularkan dilihat dari jumlah angka Rt-nya.

Baca Juga: Sandiaga Uno Sebut PPKM Level 3 Saat Libur Nataru Bukan untuk Larang Operasional Tempat Wisata

Selain itu, berdasarkan hasil asesmen 27 November 2021, terdapat penambahan 23 kabupaten/kota yang masuk ke dalam level 2 dan sebanyak 8 kabupaten/kota yang masuk ke dalam level 1.

Berdasarkan asesmen dengan standard World Health Organization (WHO), 10 kabupaten/kota yang kembali ke level 2 di antaranya berada di wilayah Jabodetabek yang terjadi akibat turunnya angka tracing di wilayah Jabodetabek. 

Berdasarkan hasil asesmen 27 November 2021, terdapat penambahan 23 kabupaten/kota yang masuk ke level 2 PPKM. Kemudian, 8 kabupaten/kota masuk level 1. 

Menurut asesmen organisasi kesehatan dunia atau WHO, 10 kabupaten/kota yang kembali ke level 2 berada di wilayah Jabodetabek. Hal ini terjadi akibat turunnya angka tracing atau penapisan anggota aglomerasi di wilayah tersebut.  

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Kontan.co.id


TERBARU