> >

Berulang Tahun Hari Ini, Begini Sejarah Kelahiran Korps Marinir TNI AL

Update | 15 November 2021, 19:06 WIB
Pasukan khusus TNI angkatan Laut (TNI AL) yakni Korps Marinir, berulang tahun ke-76 pada hari ini. Korps baret ungu ini lahir pada 15 November 1945. (Sumber: TNI AL)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Pasukan khusus TNI angkatan Laut (TNI AL) yakni Korps Marinir, berulang tahun ke-76 pada hari ini, Senin (15/11/2021). Korps baret ungu ini lahir pada 15 November 1945 di Tegal, Jawa Tengah.

Dilansir Kompas.com, saat ini, Indonesia memiliki tiga Pasukan Marinir (Pasmar), yaitu Pasmar 1 di Jakarta, Pasmar 2 di Surabaya, dan Pasmar 3 di Sorong.

Hal ini sesuai dengan restrukturisasi organisasi Korps Marinir dalam rencana strategis 2015-2019. Tujuannya agar gelar pasukan lebih bisa menanggulangi masalah-masalah di berbagai wilayah Indonesia.

Baca Juga: KSAL Pimpin Upacara Peringatan HUT ke-76 Marinir

Mengutip laman resmi Marinir, Korps Marinir di Indonesia terbentuk pada 15 November 1945 di Pangkalan IV ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) Tegal.

Tugas utama Korps Marinir adalah sebagai pasukan pendarat, pasukan yang menyerang dari laut ke darat. Mereka dibekali beberapa pelatihan militer lintas matra untuk menunjang penugasan khusus.

Selanjutnya, pada 9 Oktober 1948, seluruh satuan kelautan dilebur menjadi Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL), berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Nomor: A/565/1948.

KKO AL aktif dalam beberapa penumpasan yang dilakukan oleh militer Indonesia. Bahkan, karena memiliki kekuatan dalam matra darat, KKO pernah masuk dalam jajaran Angkatan Darat.

Mengutip Harian Kompas, 31 Oktober 1975, KKO AL pernah masuk dalam kesatuan di dalam TNI-AD. Meski demikian, identitas KKO-AL masih dipertahankan dengan menjadi resimen tersendiri.

Resimen ini ikut dalam beberapa penumpasan pemberontakan. Beberapa tahun kemudian akhirnya dikembalikan ke dalam jajaran Angkatan Laut.

Pada 1975, nama KKO-AL dikembalikan lagi menjadi Korps Marinir, sesuai dengan sejarah lahirnya Korps sejak 1945.

Perubahan itu berdasarkan Surat Keputusan Kasal Nomor: Skep/1831/XI/1975 tanggal 14 November 1975.

Pada 15 November 1959, saat menyerahkan Panji Unggul Jaya kepada KKO ALRI, Presiden Soekarno pernah berpidato: "... Dan kamu daripada Korps Komando Angkatan Laut, telah menyabungkan jiwa ragamu dan beberapa kawan daripadamu, telah gugur di medan pertempuran, tak lain tak bukan, pada hakikatnya ialah untuk membela dan menegakkan sesuatu ide."

Dilansir Harian Kompas, 15 November 2017, satuan Korps Marinir istimewa memiliki panji (bendera, terutama berbentuk segitiga memanjang) tersendiri.

Selain itu, panji hanya dimiliki matra TNI, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

Korps Marinir mendapatkan citra positif di masyarakat pada zaman Orde Lama dan Orde Baru. Semasa perjuangan membebaskan Irian Barat, KKO AL membentuk Pasukan Pendarat 45 (Pasrat-45) dengan kekuatan 8.100 prajurit.

Saat terjadi konfrontasi Ganyang Malaysia dengan Dwi Komando Rakyat (Dwikora), KKO AL berulang kali menyusup dan menyerang di pedalaman Kalimantan Utara hingga Semenanjung Malaysia.

Bahkan, dua prajurit KKO, yakni Usman dan Harun, berhasil melancarkan serangan komando dan meledakkan Gedung Bank MacDonald House di Orchard Road, Singapura, pada 1965.

Seiring dengan berkembangnya zaman, terutama untuk menuju terbentuknya organisasi militer yang modern dan profesional, Korps Marinir mengalami beberapa perubahan, baik secara organisatoris maupun pembinaan kekuatannya.

Baca Juga: KSAL Minta Jangan Ragukan Loyalitas Marinir, Wakil Ketua DPD: Itu Nilai-Nilai Perjuangan

Perubahan tersebut mulai dari penyebutan unsur kekuatan, likuidasi beberapa satuan, dan penambahan kekuatan.

Penambahan kekuatan tersebut baik di lingkup Komando Pelaksana (Kolak) maupun Satuan Pelaksana (Satlak) hingga ke tingkat pola pembinaan personel atau pengawak organisasi.

Di bidang organisasi, terbentuk kekuatan baru di jajaran Kolak Korps Marinir, yakni terbentuknya Pasmar-II dan Brigif-3 Marinir.

Di masa mendatang, kekuatan Korps Marinir akan terus dikembangkan hingga mencapai bentuk ideal, baik dari segi kualitas maupun kuantitas personel termasuk peralatan tempurnya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas.com


TERBARU