> >

Sebelum PT GSI Berdiri, Pemegang Saham Sempat Usulkan Menjadi Yayasan

Sosial | 7 November 2021, 22:40 WIB
Ketua Umum Kadin, Arsjad Rasyid, menyebut sebelum PT GSI berdiri ada usulan untuk menjadikannya sebagai yayasan. (Sumber: Kompas TV)

Niatnya bersambut. Sejumlah pengusaha menyatakan turut bergabung. Sebagian besar mereka mengusulkan agar wadah yang menaungi berbentuk yayasan, karena tujuannya bukan komersil melainkan tujuan sosial.

Tapi, Arsjad mengusulkan untuk mendirikan perusahaan berbentuk PT yang bertujuan untuk kegiatan sosial berupa perusahaan social enterprise.

Sebab, social enterprise bukan sekadar mengambil profit atau keuntungan semata, tetapi juga memiliki misi untuk bidang sosial dan lingkungan. Perusahaan itu diharapkan menjadi contoh social enterprise di Indonesia.

“Perbedaannya adalah kalau perusahaan biasa orientasinya pasti profit. Ini selain profit harus ada misi sosialnya juga lingkungan,” ucapnya.

Baca Juga: Profil PT GSI Milik Luhut yang Berbisnis PCR, Punya Lab Modern dan Beroperasi Tanpa Libur

Mayoritas Keuntungan PT GSI untuk Misi Sosial

Perbedaan antara perusahaan social enterprise degan perusahaan biasa adalah, pada perusahaan biasa profit atau keuntungan mayoritas harus dibagikan pada pemegang saham.

“Perbedaannya, PT biasa mayoritas earning atau income yang ada harus didistribusikan pada pemegang saham, kalau tidak malah salah,” tegasnya.

Sedangkan pada perusahaan social enterprise, mayoritas profit dikembalikan sesuai fungsinya, yakni untuk kegiatan sosial. Bahkan, keuntungan boleh diberikan 100 persen untuk social impact.

“Malah boleh sampai 100 persen tidak diberikan pada pemegang saham.”

Alasan lain Arsjad tidak membentuk yayasan adalah sebagai percontohan di Indonesia. Karena entitas perusahaan sosial belum ada di Indonesia.

“Di mana itu mempunyai wujud kedua-duanya, sosial dan enterprise.”

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU