> >

KontraS: Polri Harus Miliki Penghukuman yang Membuat Jera Polisi Pelanggar Hukum

Berita utama | 15 Oktober 2021, 16:26 WIB
Potongan gambar video viral mahasiswa dibanting polisi (Sumber: istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) harus memiliki penghukuman yang membuat efek jera bagi polisi yang melakukan pelanggaran.

Jika tidak, peristiwa kekerasan dan sewenang-wenang yang dilakukan polisi kepada masyarakat akan terus berulang.

Pernyataan itu disampaikan oleh Koordinator KontraS Fatia Amudiliyanti kepada KOMPAS TV, Jumat (15/10/2021).

“Ke depan, jika ini tidak dijadikan titik perubahan, bukan tidak mungkin akan ada bentuk kekerasan lain dan baru pada masyarakat sipil,” kata Fatia.

Fatia mengaku juga memonitor perkembangan terakhir mahasiswa (M Fariz) yang "dismackdown" oleh polisi dalam unjuk rasa di Tangerang. Seperti diketahui, kondisi terkini mahasiswa tersebut memburuk dan tengah dalam perawatan medis.

Baca Juga: Kondisi Memburuk, Mahasiswa Korban 'Smackdown' Polisi Masuk RS: Pundak Leher Tak Bisa Digerakkan

“Kondisi terakhirnya sedang kita coba pastikan melalui komunikasi dengan rekannya,” ujarnya.

“Tapi, bagaimanapun kondisinya, patut disoroti (kekerasan terhadap mahasiswa di Tangerang) adalah (bukti) kekerasan kepolisian,” tambahnya.

Di luar itu, lanjut Fatia, peristiwa yang dialami mahasiswa di Tangerang merupakan bukti bahwa mekanisme pengawasan Polri terhadap personelnya lemah. Tak hanya itu, lanjutnya, model penghukuman bagi polisi yang melakukan pelanggaran juga tidak membuat efek jera.

Seperti diberitakan, M Fariz, mahasiswa yang dibanting polisi serupa adegan "smackdown" di Tangerang akhirnya masuk rumah sakit. M Fariz dirawat di Rumah Sakit Ciputra Hospital, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang dan sudah menginap sejak Kamis (14/10/2021) malam.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU