> >

Demokrat Duga Ada Kekuatan Tersembunyi yang Ingin Jegal AHY di 2024

Politik | 14 Oktober 2021, 09:53 WIB
Kubu Moeldoko menggugat DPP Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Yasonna Laoly ke PN Jakarta Pusat. (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS TV - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman menilai ada kekuatan tersembunyi di balik langkah Yusril Ihza Mahendra melakukan uji materi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat ke Mahkamah Agung atau MA. 

Anggota Komisi III DPR RI itu menilai kekuatan tersembunyi itu diduga memiliki tujuan untuk menjegal langkah Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pemilu 2024 mendatang. 

"Lalu apa kepentingan politik dari kekuatan tersembunyi itu? Kepentingan mereka ialah menyingkirkan Partai Demokrat dan Ketua Umumnya AHY dari kontestasi politik menjelang hajatan politik nasional di tahun 2024 nanti," kata Benny kepada Kompas TV, Kamis (14/10/2021). 

Baca Juga: Balas Tudingan AD/ART Cerminan Pemikiran Hitler, Herman Khaeron: Ideologi Demokrat Pancasila

Ia menilai kekuatan tersembunyi ini menganggap Partai Demokrat dan AHY sebagai batu sandungan dalam melanggengkan skenario gelap mereka. 

"Kekuatan ini dianggap sebagai batu sandungan atau penghalang utama untuk mewujudkan skenario gelap mereka, karena itu ia harus diganggu, disingkirkan atau diambilalih jika tidak mau bekerja sama dalam skema politik yang mereka disain," ujarnya.

Menurut dia, terlalu naif bagi keempat mantan ketua DPC Partai Demokrat menyewa Yusril untuk mengajukan gugatan tersebut. Oleh sebab itu, pasti ada agenda tersendiri untuk menghentikan langkah partai berlambang bintang mercy itu di kancah politik Tanah Air. 

"Kekuatan tersembunyi tersebut dan bukan empat orang eks ketua DPC Partai Demokrat yang memberinya kuasa maka tidak mustahil yang membiayai jasa hukum pengacara Yusril adalah kekuatan tersbunyi tersebut," ujarnya. 

Baca Juga: Andi Mallarangeng Jawab Tudingan Kubu Moeldoko: AD/ART Demokrat Bukan Cerminan Ideologi Hitler

Ia menyebut, orang-orang yang berada di balik kekuatan tersembunyi itu tentu amat bervariasi dan bisa diduga mempunyai tujuan yang amat jahat dalam kehidupan demokrasi Indonesia. 

"Namun saya ingin menegaskan bahwa langkah Yusril membela empat orang eks kader Partai Demokrat itu tidak terjadi dalam ruang hampa politik, tidak datang begitu saja, ini adalah titik kuminasi dari berbagai langkah dan proses yang telah berjalan selama ini," kata dia. 

Ia menambahkan, ini bukan perkara biasa, bukan juga soal hukum semata. Di balik Hukum itu ada maksud untuk memperlemah atau menyingkirkan musuh potensial. 

"Seperti Adolf Hitler yang selalu kampanyekan mendukung negara hukum tapi hukum yang diperalat untuk mengabsahkan langkah-langkahnya yang jauh dari makna hukum yang sebenarnya. Hukum menurut tafsiran dia sendiri," kata dia.

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU