> >

Profil 10 Pahlawan Revolusi yang Tewas Akibat G30S di Lubang Buaya Jakarta dan Yogyakarta

Sosial | Diperbarui 6 September 2022, 07:44 WIB
Para pahlawan revolusi yang tewas akibat Gerakan 30 September 1965 (G30S). (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sembilan perwira militer TNI Angkatan Darat  (AD) dan 1 polisi gugur dalam upaya penculikan dan kudeta Gerakan 30 September (G30S). Mereka dikenang sebagai Pahlawan Revolusi.

Para tentara dan polisi itu gugur pada 30 September 1965 malam hari hingga 1 Oktober 1965 dini hari, di Jakarta dan Yogyakarta.

Sebanyak 7 jenazah Pahlawan Revolusi ditemukan di sebuah sumur daerah Lubang Buaya pada 4 Oktober 1965.

Mereka adalah enam jenderal serta satu perwira pertama TNI AD yang menjadi korban G30S, yaitu Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Letnan Jenderal Raden Soeprapto, Letnan Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono.

Baca Juga: Sejumlah Daerah di Jawa Tengah Instruksikan Kibar Bendera Setengah Tiang Besok, 30 September 2021

Ada pula jenazah Letnan Jenderal Siswondo Parman, Mayor Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Mayor Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, dan Kapten Pierre Andreas Tendean.

Harian Kompas edisi 25 September 2016 mencatat, penemuan korban peristiwa G30S tidak lepas dari peran Sukitman seorang anggota kepolisian.

Sukitman sempat dibawa paksa ke Lubang Buaya oleh kelompok G30S pada 1 Oktober 1965, tetapi ia berhasil  meloloskan diri.

Lokasi jenazah ditemukan oleh satuan Resimen Para Anggota Komando Angkatan Darat (RPKAD) di kawasan hutan karet Lubang Buaya. Jenazah ditemukan di sumur tua dengan kedalaman kurang lebih 12 meter.

Dari luar, sumur tua tersebut tertutup dedaunan, sampah kain, dan batang-batang pisang. Berdasarkan pemberitaan harian Kompas (6/10/1965), proses pengangkatan berjalan mulai Minggu, 3 Oktober 1965.

Namun, pengangkatan jenazah baru dapat dilakukan seluruhnya pada Senin, 4 Oktober 1965 karena kendala teknis. Proses pengangkatan jenazah menggunakan tabung zat asam oleh evakuator.

Lalu, jenazah-jenazah tersebut ditempatkan di Aula Departemen Angkatan Darat di Jalan Merdeka Utara sekitar pukul 19.00.

Para prajurit yang gugur dalam pecobaan kudeta yang dikenal dengan nama G30S atau atau Gerakan Satu Oktober (Gestok) mendapat gelar 'Pahlawan Revolusi'.

Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-20 Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada 5 Oktober 1965, ketujuh jenazah pun dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata.

Baca Juga: Letjen Dudung Minta Gatot Nurmantyo Tidak Membuat Fitnah yang Menimbulkan Kegaduhan Bangsa

Puluhan ribu warga Kota Jakarta, baik dari kalangan sipil maupun militer menghadiri pemakaman itu untuk memberikan penghormatan terakhir pada para Pahlawan Revolusi.

Sementara, putri bungsu Jenderal Besar Dr. Abdul Haris Nasution bernama Ade Irma Suryani tewas  di rumah sakit beberapa hari kemudian. Ia meninggal akibat luka tembak dalam upaya penculikan Jenderal Nasution.

Rezim Orde Baru menuduh Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi dalang tunggal gerakan tersebut.

Daftar Pahlawan Revolusi

Dikutip dari Kompas.id, berikut ini daftar nama 10 Pahlawan Revolusi beserta pangkat dan jabatannya setelah G30S:

1. Ahmad Yani
Lahir:
19 Juni 1922

Pangkat: Jenderal Anumerta TNI

Jabatan: Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi

Meninggal: Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 1965

2.  Raden Suprapto

Lahir: 20 Juni 1920

Pangkat: Letnan Jenderal Anumerta TNI

Jabatan: Deputi II Menteri/Panglima AD Bidang Administrasi

Meninggal: Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 1965

3. Mas Tirtodarmo Haryono

Lahir: 20 Januari 1920

Pangkat: Letnan Jenderal Anumerta TNI

Jabatan: Deputi III Menteri/Panglima AD Bidang Perencanaan dan Pembinaan

Meninggal: Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 1965

4. Siswondo Parman

Lahir: 4 Agustus 1918

Pangkat: Letnan Jenderal Anumerta TNI

Jabatan: Asisten I Menteri/Panglima AD Bidang Intelijen

Meninggal: Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 1965

5. Donald Isaac Panjaitan

Lahir: 9 Juni 1925

Pangkat: Mayor Jenderal Anumerta TNI

Jabatan: Asisten IV Menteri/Panglima AD Bidang Logistik

Meninggal: Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 1965

6. Sutoyo Siswomiharjo

Lahir: 28 Agustus 1922

Pangkat: Mayor Jenderal Anumerta TNI

Jabatan: Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat

Meninggal: Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 1965

Baca Juga: Pierre Tendean Gugur Sebagai Pahlawan Revolusi

7. Pierre Andreas Tendean

Lahir: 21 Februari 1939

Pangkat: Kapten Anumerta TNI

Jabatan: Ajudan Menteri Pertahanan dan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal TNI Abdul Harris Nasution

Meninggal: Lubang Buaya, Jakarta Timur, 1 Oktober 1965

8. Karel Satsuit Tubun

Lahir: 14 Oktober 1928

Pangkat: Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Anumerta Polri

Jabatan: Pengawal Kediaman Resmi Wakil Perdana Menteri III Johannes Leimena

Meninggal: Rumah Dr. Johannes Lemeina, Jakarta, 1 Oktober 1965

9. Katamso Darmokusumo

Lahir: 5 Februari 1923

Pangkat: Brigadir Jenderal (Brigjen) Anumerta TNI

Jabatan: Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta

Meninggal: Kentungan, Yogyakarta, 1 Oktober 1965

10. Sugiyono Mangunwiyoto

Lahir: 12 Agustus 1926

Pangkat: Kolonel Anumerta TNI

Jabatan: Kepala Staf Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta.

Meninggal: Kentungan, Yogyakarta, 1 Oktober 1965

11. Ade Irma Suryani Nasution

Lahir: 19 Februari 1960

Status: Anak Jenderal Besar Dr. Abdul Haris Nasution

Meninggal: 6 Oktober 1965

Mereka ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi dan dinaikkan pangkat satu tingkat lebih tinggi secara anumerta.

Hal itu berdasarkan Keputusan Presiden No 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965 (untuk 1-7), No 114/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965 (untuk 8), dan No. 118/KOTI/1965 tanggal 19 Oktober 1965 (untuk 9-10).

Gelar Pahlawan Revolusi juga diakui sebagai gelar Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan UU 20/2009 tantang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Penulis : Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Tribunnews/Kompas.id


TERBARU