> >

Ciri-ciri Toxic Relationship dan Cara Menghindarinya

Kesehatan | 28 September 2021, 19:58 WIB
Ilustrasi toxic relationship (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Hubungan yang tidak sehat atau toxic relationship menguras waktu dan pikiran. Ia juga berpengaruh buruk pada kesehatan, baik fisik atau mental, serta kemampuan belajar dan interaksi sosial. 

Celakanya, toxic relationship bisa terjadi dengan siapa saja, baik dengan sahabat, pacar, saudara, maupun orang tua dan lingkungan.

Akibatnya bisa cemas, stres, insecure, dan beberapa mengalami trauma.

Kalaupun toxic relationship tidak memunculkan kecemasan dan stres, setidaknya berdampak pada konsentrasi belajar dan gangguan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Kenali dan Waspada Pengaruh si Toxic People di Kehidupan Kita

Lalu, bagaimana ciri-ciri toxic relationship itu?

Psikolog sekaligus Ketua Health Promoting University dan Guru Besar FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM), Yayi Suryo Prabandari, menyebut sejumlah ciri perilaku toxic, di antaranya terus mengkritik, menghindari hubungan emosional dengan orang lain, serta menyembunyikan masalah.

Di dalam pola hubungan yang toxic, kata Yayi, biasanya terdapat komunikasi yang kurang baik, dan pihak-pihak yang berada dalam hubungan tersebut tidak menjadi diri sendiri dan bahkan bisa merasa tertekan.

Karena itu, jelasnya, terdapat tujuh tanda yang perlu diwaspadai dalam suatu pola hubungan. 

Tanda tersebut meliputi komentar berbasis gender, komentar negatif terhadap penampilan atau pemahaman, agresi verbal, pembatasan bergaul, serta sikap protektif yang berlebihan.

Tanda lainnya adalah komentar, kritik, atau candaan terhadap teman atau pasangan di depan publik, serta ancaman jika memutuskan pertemanan atau relasi pacaran.

“Ini adalah tanda-tanda yang harus diwaspadai, yang bisa mengarah kepada perilaku toxic,” terang Yayi sebagaimana dilansir dari laman resmi Universitas Gajah Mada (UGM) pada Selasa (28/9/2021).

Baca Juga: Dua Kali Terjebak Toxic Relationship, Cinta Laura: Itu Bukan Cinta, Ladies!

Adapun cara menghindarinya, lanjut Yayi, adalah dengan memiliki pemahaman terkait hubungan yang sehat, mampu membuat keputusan dengan sehat, dan mempelajari cara komunikasi yang sehat.

Selain itu, remaja perlu mengenalkan pasangan kepada orang tua untuk memunculkan rasa tanggung jawab pasangan, menetapkan batasan dalam hubungan, dan bersikap asertif.

“Asertif ini penting dalam hubungan. Ketika batasan sudah dilanggar, kita harus bisa berkata tidak,” ungkapnya.

Bagi orang tua dan keluarga, hal yang dapat dilakukan adalah menguatkan hubungan dengan anak dengan memberi perhatian dan waktu yang lebih, serta memberi apresiasi terhadap hal-hal positif yang dilakukan oleh anak.

Orang tua juga perlu menjalin komunikasi yang terbuka dengan anak, belajar mendengarkan, memahami, dan menghormati pendapat anak, serta mendiskusikan hubungan yang sehat dengan anak.

Baca Juga: 6 Tindakan Agar Terbebas dari Toxic Relationship

Penulis : Hedi Basri Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU