> >

Ketua MPR Pertanyakan Sikap Aktivis HAM yang Diam Saat Nakes Jadi Korban Serangan KKB

Politik | 18 September 2021, 19:27 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo dalam Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020). (Sumber: Dok DPR RI)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mempertanyakan para aktivis HAM dan perempuan yang tidak angkat suara terkait tindakan kejam kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap tenaga kesehatan (Nakes) di Puskesmas di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Politisi Partai Golkar ini heran, saat aparat mempertahankan Papua dari teror KKB, para aktivis HAM lantang bersuara mengecam tindakan aparat.

Namun saat penyerangan KKB yang merenggut nyawa warga sipil, para pejuang HAM tidak menyatakan sikap.

Baca Juga: Kisah Pilu Nakes yang Menjadi Korban dalam Serangan KKB di Kiwirok

“Kemana suaranya para aktivis HAM dan aktivis perempuan? Kenapa ketika saudara sebangsanya di bunuh dan diperkosa secara brutal mereka diam? Namun ketika aparat negara menumpas para pelaku itu, mereka teriak soal HAM?” ujar Bamsoet dalam pesan tertulisnya, Sabtu (18/9/2021).

Lebih lanjut Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo, meminta pemerintah tidak perlu menoleransi para pelaku kejam terhadap warga sipil di Papua.

Terlebih Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNB-OPM) sudah mengakui tindakan kejam terhadap warga sipil bagian dari aksi mereka.

"Utamakan keselamatan rakyat kita. Jangan lagi ada korban dari rakyat yang tidak bersalah. Negara harus hadir dengan kekuatan penuh. Serangan terhadap fasilitas kesehatan merupakan serangan terhadap kemanusiaan,” ujar Bamsoet.

Baca Juga: 2 Nakes yang Lompat ke Jurang Usai Serangan KKB Ditemukan, Salah Satunya Meninggal Dunia

Di sisi lain, Bamsoet juga mendesak agar keamanan di Papua ditingkatkan.

Pemerintah pusat dengan dukungan TNI-Polri serta pemerintah provinsi hingga kabupaten/kota se-Papua harus bisa menjamin keselamatan dan keamanan Nakes yang bertugas di berbagai fasilitas kesehatan di berbagai wilayah Papua.

Apalagi ditengah suasana pandemi Covid-19, kehadiran Nakes sangat dibutuhkan.

Mereka, sambung Bamsoet, merupakan pejuang garda terdepan dalam menyelamatkan nyawa manusia.

Baca Juga: [Full] Kesaksian Nakes yang Selamat dari Penyerangan KKB Papua

“Jangan sampai kejadian tersebut terulang kembali. Gangguan terhadap keamanan dan keselamatan para Nakes merupakan alarm tanda bahaya terhadap kemanusiaan," ujarnya.

Aksi teror kelompok kriminal bersenjata kembali terjadi hingga menewaskan Nakses perempuan di Puskesmas di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021).

Selain menyerang warga sipil, KKB juga membakar fasilitas umum, Seperti Puskesmas Kiwirok, Kantor Bank Papua Perwakilan Distrik Kiwirok, Kantor Distrik Kiwirok, Sekolah Dasar Kiwirok dan Pasar Kiwirok.

Sepanjang April 2021, KKB telah menembak mati seorang guru bernama Oktavianus Rayo, selain juga membakar tiga sekolah di Kabupaten Puncak. 

Baca Juga: Daftar 4 Aksi Kejam KKB di Papua yang Memakan Korban

Kemudian seorang guru SMP bernama Yonathan Randen juga ditembak mati KKB di Kabupaten Puncak.

Disusul tewasnya seorang pengemudi ojek bernama Udin akibat ditembak di area Pasar Ilaga Kabupaten Puncak oleh KKB.

Pada 15 April KKB menembak mati seorang pelajar SMA di Kabupaten Puncak bernama Ali Mom.

Kepala BIN Daerah Papua Brigjen TNI Putu I Gusti Putu Danny Nugraha turut menjadi korban penembakan teroris KKB di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. 

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU