> >

Jokowi Ingin Indonesia Secepatnya Keluar dari Jebakan Negara Pengekspor Bahan Mentah

Berita utama | 15 September 2021, 11:09 WIB
Presiden Jokowi saat memberi arahan dalam pelantikan Purnapaskibraka menjadi Duta Pancasila di Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu (18/8/2021). (Sumber: Youtube/Sekretariat Presiden)

KARAWANG, KOMPAS.TV- Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia harus berani mengubah struktur ekonomi yang selama ini berbasis komoditas. Dengan masuk ke hilirisasi dan industrialisasi untuk menjadi negara industri yang kuat berbasis pada pengembangan inovasi teknologi.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi saat ground breaking pabrik baterai kendaraan listrik dengan nilai investasi 1,1 milliar dollar AS di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9/2021).

“Karena itu strategi bisnis besar negara adalah keluar secepatnya dari jebakan negara pengekspor bahan mentah,” ujarnya.

“Melepaskan ketergantungan pada produk-produk impor dengan mempercepat revitalisasi industri pengolahan. Sehingga bisa memberikan peningkatan nilai tambah ekonomi yang semakin tinggi.”

Baca Juga: Jokowi: Indonesia Negara Pertama di Asia Tenggara yang Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik

Dalam pernyataannya, Jokowi menuturkan Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.

Dengan potensi yang luar biasa tersebut, Presiden Jokowi yakin dalam 3 sampai 4 tahun ke depan melalui manajemen pengelolaan yang baik Indonesia akan bisa menjadi produsen utama produk-produk barang jadi berbasis nikel.

“Seperti baterai lithium, baterai listrik, baterai kendaraan listrik, hilirisasi akan meningkatkan nilai tambah biji nikel secara signifikan,” ujarnya.

Jokowi menambahkan, biji nikel jika diolah menjadi sel baterai nilainya bisa meningkat 6 sampai 7 kali lipat. Kemudian, jika diolah lagi menjadi mobil listrik akan meningkat lebih besar lagi nilai tambahnya yaitu 11 kali lipat.

“Selain itu pengembangan industri baterai juga akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan investasi dari industri turunan yang menggunakan baterai. Seperti investasi motor listrik listrik, bus listrik dan industry mobil listrik,” katanya.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU