> >

BMKG Amerika Deteksi Cahaya di Laut Selatan Jawa, Ini Penjelasan Peneliti KKP

Peristiwa | 8 September 2021, 21:07 WIB
Fenomena cahaya di laut selatan Jawa atau Milky Seas. (Sumber: Twitter/NOAASatellites)

SOLO, KOMPAS.TV - Fenomena cahaya di Laut Selatan Jawa sempat viral di media sosial. Fenomena ini pertama kali diungkapkan BMKG Amerika Serikat (AS), Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA). 

Menurut NOAA, fenomena ini bernama Milky Seas. NOAA menemukan fenomena pada malam hari ini berkat satelit.

Melansir situs Nature, para peneliti di AS menemukan citra berbentuk seperti larutan putih besar di Samudera Hindia bagian timur atau di selatan Pulau Jawa.

Fenomena Milky Seas atau lautan susu ini tertangkap alat pencitraan bernama Day/Night Band (DNB).

Baca Juga: BMKG: Sejumlah Wilayah di Jawa Timur Alami Kekeringan Ekstrem

Milky Seas di selatan Jawa ini terjadi pada tahun 2019. Fenomena ini berlangsung dua kali, yaitu pada 26 Juli-9 Agustus 2019 dan 25 Agustus-7 September 2019. 

Pada 25 Juli malam, DNB mendeteksi anomali cahaya di selatan Surakarta, Jawa, dekat 9,5 derajat LS, 111 derajat BT. 

Di tengah cahaya bulan yang moderat, alat pencitraan DNB menemukan sumber emisi yang sangat kuat. 

DNB menunjukkan ada fenomena lautan berwana dengan area kira-kira 100.000 meter persegi atau setara dengan luas Islandia. 

Akan tetapi, DNB tidak mendeteksi fenomena Milky Seas ini pada siang hari.

Peneliti Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan pada Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan SDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan Dr Widodo Setiyo Pranowo memberi penjelasan tentang Milky Seas ini.

"Milky Seas itu terminologi ketika permukaan laut dengan area yang sangat luas berwarna terang seperti putihnya susu, sehingga ketika malam hari pun bisa terdeteksi/terlihat glowing dari satelit," ujar Widodo, Rabu (8/9/2021), dilansir dari Kompas.com

Widodo menguraikan, penyebab fenomena Milky Seas terjadi adalah keberadaan organisme laut tertentu.

Baca Juga: BMKG Minta Warga NTT Waspadai Cuaca Ekstrem di Masa Pancaroba

Organisme itu, antara lain mikro atau nano plankton mengandung fosfor yang dapat bercahaya di dalam gelapnya air laut saat malam hari.

"Mikro atau nano plankton tersebut berjumlah sangat masif sehingga bisa memenuhi kolom air di lapisan permukaan laut dalam wilayah yang sangat luas," terang Widodo. 

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Kompascom


TERBARU