> >

PAN Gabung Pemerintah, Pengamat: Koalisi Belum Tentu Solid

Politik | 26 Agustus 2021, 19:01 WIB
Presiden Jokowi saat menggelar pertemuan dengan para ketua umum dan sekretaris jenderal dari 7 partai koalisi pemerintah. (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Diundangnya Partai Amanat Nasional (PAN) dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan pimpinan partai politik pendukung pemerintah, memunculkan spekulasi akan bergabungnya PAN dalam koalisi.

Namun Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengingatkan masuknya PAN belum tentu memperkuat koalisi.

Menurut Yunarto, logika politik di balik rencana masuknya PAN ke koalisi, adalah hitung-hitungan kuantitatif. Sebab masuknya PAN dapat memperbesar kekuatan koalisi pemerintah di parlemen.

Hitung-hitungannya, kekuatan koalisi di DPR bakal bertambah dari 74 persen menjadi 81 persen.

“Logikanya untuk memuluskan pengambilan keputusan strategis dari pemerintah, sehingga bisa disetujui DPR,” kata Yunarto dalam video yang diterima KompasTV, Kamis (26/8/2021).

Baca Juga: PAN Sebut Belum Resmi Gabung Koalisi Pemerintah, Tunggu Pernyataan Jokowi

Namun, alih-alih memperkuat koalisi, masuknya PAN bisa memicu keretakan di antara partai-partai politik yang lebih dulu mendukung pemerintahan Joko Widodo.

Yunarto menganalisa, masuknya PAN sangat mungkin mendapat penolakan dari partai-partai yang sudah lebih dulu bergabung di koalisi.

Sebab partai-partai lama pendukung pemerintah Joko Widodo akan mempertanyakan “keringat” PAN dalam memenangkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pemilu 2019 lalu.

“Apakah kemudian ini tidak menimbulkan masalah? Sangat mungkin. Yang pertama catatan kritisnya, apakah masuknya partai yang tidak berkeringat tidak akan membuat penolakan dari partai lain yang merasa sudah berkeringat dari masa kampanye pemilu sampai sekarang?” ujarnya.

Penulis : Vidi Batlolone Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU