> >

Pengamat: PAN Gabung di Koalisi Buka Kemungkinan Reshuffle, Kursi Menteri PKB Terancam Dikurangi

Politik | 26 Agustus 2021, 12:14 WIB
Presiden Jokowi saat menggelar pertemuan dengan para ketua umum dan sekretaris jenderal dari 7 partai koalisi pemerintah. (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pengamat Politik Lingkar Madani Indonesia (LIMA Indonesia) Ray Rangkuti mengatakan, pertemuan politik Presiden Jokowi dengan sejumlah ketua umum dan sekjen parpol bisa jadi sinyal reshuffle bagi Kabinet Indonesia Maju.

Seperti diketahui Partai Amanat Nasional (PAN) kini masuk dalam barisan koalisi di pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.

“Kemungkinan itu (reshuffle kabinet) selalu terbuka,” kata Ray Rangkuti dihubungi Kompas.TV, Kamis (26/8/2021).

“Terlebih trend merosotnya tingkat kepuasaan terhadap Pak Jokowi makin meningkat. Jadi dibutuhkan dukungan yang harus makin membesar di parlemen.”

Apalagi, cermat Ray, saat ini Presiden Jokowi membutuhkan dukungan banyak untuk perubahan sistem fundamen reformasi.

Baca Juga: PAN Diundang Rapat Koalisi ke Istana,  Sinyal Reshuffle Kabinet?

“Salah satunya, saat ini, menggagas amandemen dan Revisi UU Otonomi Khusus. Revisi yang disebabkan adanya UU Omnibus Law,” ujar Ray.

Dalam kalkulasi politiknya, Ray menuturkan masuknya PAN akan berimbas pada eksistensi PKB di Kabinet Indonesia Maju.

Dari hitungan risiko, kata Ray, mengurangi jatah PKB di pemerintah lebih kecil ketimbang partai koalisi lainnya.

“Lalu, siapa yang kemungkinan direshuffle? Bisa PKB atau mengurangi jatah menteri non partai. Mengapa PKB? Resiko politiknya lebih kecil. Nasdem bisa selamat karena diharapkan bisa menjadi blok kekuatan politik jelang 2024 nanti,” jelas Ray.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU