> >

Alasan Jokowi Tak Bahas Korupsi dan HAM dalam Pidatonya Disebut untuk Menyatukan Masyarakat

Peristiwa | 18 Agustus 2021, 10:08 WIB
Presiden Jokowi Menyampaikan Pidato Dalam Rangka Hut Ke-76 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD, Senin (16/8/2021). (Sumber: Tangkapan layar YouTube Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Deputi V Kantor Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani, mengungkapkan alasan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak membahas mengenai isu korupsi dan hak asasi manusia dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR, Senin (16/8/2021).

Menurut Jaleswari, Presiden Jokowi yang lebih banyak membahas persoalan pandemi Covid-19 bukan tanpa alasan. Hal itu dilakukan agar masyarakat dapat bersatu melawan pandemi.

Baca Juga: Jokowi dan Ma’ruf Amin Kompak Kenakan Setelan Jas di Upacara Penurunan Bendara Merah Putih

"Momentum pidato kenegaraan 16 Agustus kemarin, ketika seluruh elemen bangsa memperhatikan pesan Presiden, oleh karenanya dipergunakan semaksimal mungkin untuk menyatukan bangsa yang tengah diuji ini untuk semakin bersatu dan saling membantu agar dapat segera keluar dari pandemi," kata Jaleswari melalui keterangan resminya yang dikutip dari Kompas.com, Rabu (18/8/2021). 

Jaleswari menjelaskan, terkait isu HAM dan penanganan korupsi, Presiden Jokowi sebenarnya sempat menyatakan pendapatnya bahwa 'walaupun kita sangat berkonsentrasi dalam menangani permasalahan kesehatan, tetapi perhatian terhadap agenda-agenda besar menuju Indonesia Maju tidak berkurang sedikit pun'.

Adapun agenda besar menuju Indonesia Maju yang disdebut Jokowi, menurut Jaleswari, telah mencakup isu HAM dan penanganan korupsi.

Baca Juga: Simak Aturan Dine In di Mal Jabodetabek Selama Perpanjangan PPKM

"Hal demikian terbukti di rekam jejak kebijakan yang diambil oleh Presiden di fase pemerintahannya dari tahun ke tahun," ujarnya.

Untuk bidang HAM, misalnya, dibentuk Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 yang salah satu fokusnya yakni menangani pelanggaran HAM berat melalui upaya pemenuhan hak- hak korban.

Ada pula Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2021-2025 yang berfokus pada kelompok sasaran perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan kelompok masyarakat adat.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Purwanto

Sumber : Kompas.com


TERBARU