> >

Kenali Demensia, Penyakit yang Lebih Banyak Menyebabkan Kematian pada Perempuan

Kesehatan | 12 Agustus 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi perempuan yang menderita demensia. (Sumber: Unsplash/Daniel Franco)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam sebuah laporan di Inggris, Demensia disebut penyakit yang lebih banyak menyebabkan kematian bagi perempuan daripada Covid-19.

Dilansir dari Sunday Times, laporan itu menyebutkan bahwa Demensia membunuh 45.922 perempuan dalam 12 bulan tahun lalu.

Angka tersebut menjadikan demensia adalah penyebab kematian 15,3 persen perempuan di Inggris.

Di Inggris, demensia memengaruhi 850.000 orang dan hingga kini tidak ada obatnya.

Lantas, apalah demensia itu? Bagaimana gejala demensia?

Baca Juga: Penyintas Covid-19 Wajib Waspadai Gejala "Long Covid" yang Bisa Terjadi

Demensia adalah istilah yang digunakan untuk melukiskan gejala-gejala sekelompok penyakit yang memengaruhi otak. Ini bukan satu penyakit yang spesifik.

Demensia memengaruhi cara berpikir, kelakuan, dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan biasa sehari-hari.

Fungsi otak cukup banyak terpengaruh sehingga mengganggu pergaulan dan pekerjaan normal penderita.

Tanda khas demensia adalah ketidakmampuan melakukan kegiatan sehari-hari sebagai akibat dari berkurangnya kemampuan kognitif (mengenali).

Dokter membuat diagnosa demensia jika dua atau lebih dari fungsi kognitif cukup terganggu.

Fungsi kognitif yang terganggu dapat termasuk daya ingat, kemampuan berbicara, memahami informasi, kemampuan memahami ruang gerak, menilai dan memberi perhatian.

Orang yang menderita demensia mungkin mendapat kesukaran mengatasi persoalan dan mengendalikan emosi mereka.

Mereka juga mungkin mengalami perubahan kepribadian. Apa tepatnya gejala-gejala yang dialami orang yang menderita demensia tergantung pada tempat-tempat di otak yang rusak oleh penyakit yang menyebabkan demensia itu.

Pada banyak jenis demensia, beberapa dari sel-sel syaraf di otak berhenti berfungsi, kehilangan sambungan dengan sel-sel lain, dan mati.

Demensia biasanya semakin lama semakin memburuk. Ini berarti penyakit ini perlahan-lahan menyebar di otak dan gejala-gejala penderita semakin lama semakin memburuk.

Baca Juga: Kanker Ovarium, Gejala & Penanganannya - AYO SEHAT

Demensia dapat terjadi pada siapa saja, tetapi risikonya bertambah dengan bertambahnya usia.

Kebanyakan orang yang menderita demensia adalah orang tua, tetapi penting diingat bahwa kebanyakan orang yang tua tidak menderita demensia.

Ini bukan bagian biasa dari penuaan, tetapi disebabkan oleh penyakit di otak. Tidak umum, tetapi kadang terjadi orang di bawah 65 tahun menderita demensia dan ini disebut ‘younger onset dementia’ atau ‘demensia pada usia muda’.

Ada beberapa jenis demensia yang sangat langka yang bersifat keturunan, di sini perubahan (mutation) dari gen yang spesifik telah diketahui menjadi sebab penyakit itu.

Dalam kebanyakan hal, gen-gen ini tidak terlibat, tetapi orang yang dalam keluarganya ada yang menderita demensia menghadapi risiko yang lebih besar.

Hingga saat ini ada beberapa jenis umum demensia yang telah diketahui yaitu Alzheimer, Demensia Vaskuler, Penyakit Lewy body, dan Demensia Frontotemporal.

Gejala-gejala awal demensia bisa hampir tidak terlihat dan tidak jelas, serta mungkin tidak terasa.

Beberapa gejala umum dapat termasuk seperti:

  • Sering lupa, semakin lama semakin berat
  • Merasa bingung
  • Perubahan kepribadian
  • Tidak peduli dan menyendiri
  • Kehilangan kemampuan melakukan pekerjaan sehari-hari

Pada waktu ini tidak ada obat untuk kebanyakan jenis demensia.

Tetapi, beberapa jenis obat ternyata dapat mengurangi beberapa gejalanya.

Dukungan sangat penting bagi orang yang menderita demensia dan bantuan dari keluarga, teman dan yang merawatnya dapat membawa perbedaan positif dalam menangani penyakit ini. 

Baca Juga: Yuk Kenali Gejala Covid-19 pada Pria dan Wanita yang Ternyata Berbeda

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Fadhilah

Sumber : Sunday Times/dementia.org.au


TERBARU