> >

Masalah Data Covid-19, Angka Kematian Menumpuk Lebih dari 21 Hari di Sistem Pencatatan Kemenkes

Update corona | 11 Agustus 2021, 21:35 WIB
Ada masalah data Covid-19 yang menyebabkan angka kematian di sejumlah daerah masih tinggi. (Sumber: KompasTV/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui ada masalah data yang menyebabkan angka kematian akibat Covid-19 terus tinggi selama 3 minggu terakhir. Mereka mengklaim sedang merapikan masalah data ini.

Dalam tiga pekan terakhir, ada 3 provinsi dengan angka kematian Covid-19 tertinggi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Tenaga Ahli Kementerian Kesehatan, dr. Panji Fortuna Hadisoemarto, MPH mengatakan, angka kematian itu sebenarnya menunjukkan jumlah pasien yang meninggal seminggu atau bahkan beberapa minggu sebelumnnya.

Baca Juga: Menteri PPPA Imbau Ibu Hamil dan Menyusui Tidak Ragu Vaksin Covid-19

Ia mengatakan, ada penumpukan data Covid-19 selama berbulan-bulan di National All Record (NAR).

NAR adalah sistem big data untuk pencatatan laboratorium dalam penanganan Covid-19 yang dikelola oleh Kemenkes. 

Misalnya, laporan kasus Covid-19 di 10 Agustus 2021 menunjukkan ada 2.048 kematian. Namun, sebagian besar angka kematian Covid-19 itu berasal dari hari atau minggu sebelumnya.

Bahkan, kata Panji, ada sejumlah 10,7% angka pasien positif Covid-19 yang baru terkonfirmasi setelah 21 hari tercatat di NAR. Ternyata, pasien-pasien itu telah meninggal.

Lebih lanjut, Panji merinci masalah ini dengan memberi contoh data Covid-19 dari Kota Bekasi. Pada Selasa (10/8/2021), ada laporan 397 orang meninggal akibat Covid-19.

“94% di antaranya bukan merupakan angka kematian pada hari tersebut, melainkan rapelan angka kematian dari bulan Juli sebanyak 57% dan bulan Juni dan sebelumnya sebanyak 37%. Lalu 6% sisanya merupakan rekapitulasi kematian di minggu pertama bulan Agustus,” beber dr. Panji dalam keterangan tertulis, Rabu (11/8/2021).

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU