> >

Direncanakan Beroperasi Awal Agustus, RS Darurat Asrama Haji Donohudan Sudah Capai 40% Pengerjaan

Peristiwa | 28 Juli 2021, 05:10 WIB
Asrama Haji Donohudan tempat isolasi pasien positif Covid-19 orang tanpa gejala (Sumber: Tribunnews.com)

BOYOLALI, KOMPAS.TV - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, progres pengerjaan rumah sakit (RS) darurat di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) sudah mencapai lebih dari 40 persen. 

Basuki optimistis RS darurat tersebut akan beroperasi sesuai target yakni awal Agustus 2021 mendatang.

"Ini ada 125 pekerja, mudah-mudahan on schedule tanggal 31 Juli selesai semua, alat kesehatan (alkes) masuk tanggal 2 (Agustus) bisa beroperasi," ujar Basuki kepada wartawan saat mengunjungi Asrama Haji Donohudan, Selasa (27/7 /2021).

Nantinya, kata Basuki, RS darurat yang disiapkan di gedung Madina Asrama Haji Donohudan berisi 344 bed dengan jumlah ruang High Care Unit (HCU) ada 8.

"Ada high care-nya berarti nanti ada oksigennya, kita akan coba membuat pondasi untuk isotank (dengan kapasitas) 20 ton," tambahnya.

Baca Juga: Resmikan RSPJ Extension Asrama Haji, Erick Thohir: Saya Titipkan Ikhtiar Kesembuhan

Adapun pasien yang akan ditangani di RS Darurat Donohudan, adalah para pasien Covid-19 yang bergejala ringan sampai sedang.

"Ini untuk Solo Raya, Semarang juga sudah ada sendiri di gedung Diklat Pemda. Nanti pasien yang bergejala ringan sampai sedang, makanya ada HCU," terangnya.

Meski ada RS darurat, nantinya Donohudan masih tetap akan difungsikan sebagai tempat isolasi terpusat yakni di gedung Makkah.

Oleh karenanya, pasien yang ditangani di Donohudan adalah mereka yang perlu perawatan dan untuk proses penyembuhan di tempat isolasi.

Pada hari yang sama, Basuki juga meninjau pembangunan RSUP Dr Sardjito yang tengah mengerjakan proyek ruang isolasi Intensive Care Unit (ICU) untuk menangani pasien Covid-19 di lantai 3 Gedung Parkir rumah sakit tersebut.

Rencananya, akan ada penambahan 65 tempat tidur (bed) di RSUP Dr Sardjito.

Saat ini, RS itu telah memiliki 150 ruang ICU rujukan pasien Covid-19. Adapun ketersediaan Bed Occupancy Ratio (BOR) mencapai 91,89 persen, sehingga butuh adanya penambahan. 

Gedung ICU yang akan dibangun memiliki 65 bed yang terdiri atas, 62 bed untuk perawatan dan dua bed ruang cuci darah pasien Covid-19, serta satu bed untuk penempatan ektracorporeal membrane oxygenator (ECMO) sebagai fasilitas paru-paru  dan jantung pasien Covid-19 masa pemulihan.

Selain itu, juga akan ada penambahan peralatan medis, tenaga kesehatan konsultasi anestesi dan perawat bersertifikat.

“Sebagai rumah sakit rujukan Covid-19, RSUP Dr Sarjito minimal membutuhkan 200 bed ICU untuk melayani kebutuhan masyarakat,” kata Basuki.

Pembangunan tambahan 65 ruang ICU ini ditargetkan selesai lima hari lagi atau pada 2 Agustus sudah selesai.

Harapannya, tambah Basuki, dua hari setelahnyaa sudah bisa dimanfaatkan untuk menangani pasien. Kementerian Kesehatan akan memberikan alat-alat kesehatan yang akan digunakan dalam ruang ICU. 

“Untuk peralatannya akan mulai dikirim dan masuk pada tanggal 30 Juli 2021,” pungkasnya.

Baca Juga: RSUP DR Sardjito Tambah 65 Bed ICU Pasien Covid-19, Menteri PUPR: Awal Agustus Siap Dipakai

Penulis : Hedi Basri Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU