> >

Data WHO: 797 Ribu Anak Indonesia Tidak Mendapat Imunisasi DPT-1 di Tengah Pandemi

Kesehatan | 15 Juli 2021, 21:22 WIB
Ilustrasi imunisasi pada anak (Sumber: Shutterstock)

Menurut Adhanom tingginya anak tidak mendapatkan imunisasi akan membuat risiko anak terserang polio, cacar atau meningitis lebih besar.

“Imunisasi dasar lebih mendesak dari sebelumnya dan perlu dipastikan imunisasi dasar untuk setiap anak dapat dijangkau,” ujar Adhanom, dikutip dari who.int, Kamis (15/7/2021).

Baca Juga: Kodim Donggala Vaksinasi Anak

Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore menilai tanda akan adanya wabah campak yang meluas sudah muncul dalam dua tahun terakhir akibat minimnya akses imunisasi dasar pada anak.

Menurutnya wabah campak akan lebih buruk karena negara-negara di dunia saat ini sedang fokus menangani pandemi Covid-19.

“Kita mulai kehilangan tempat dalam perjuangan untuk mengimunisasi anak-anak terhadap penyakit anak yang dapat dicegah, termasuk dengan wabah campak yang meluas dua tahun lalu. Pandemi telah memperburuk situasi yang buruk,” ujarnya.

Data gangguan layanan imunisasi dasar pada tahun 2020 ini tersebar luas di wilayah Asia Tenggara dan Mediterania Timur.

Baca Juga: Pakar Imunisasi Sebut Vaksin AstraZeneca Terbukti Aman dan Banyak Digunkan di Negara Lain

Karena akses ke layanan kesehatan dan jangkauan imunisasi dibatasi, jumlah anak yang tidak menerima imunisasi pertama pun meningkat di semua wilayah.

Dibandingkan dengan 2019, 3,5 juta lebih anak melewatkan dosis pertama vaksin difteri, tetanus, dan pertusis (DTP-1) sementara 3 juta lebih anak melewatkan dosis campak pertama.

“Ini adalah peringatan, kita tidak bisa membiarkan warisan Covid-19 menjadi kebangkitan campak, polio, dan pembunuh lainnya,” ujar Dr Seth Berkley, CEO Gavi, Aliansi Vaksin.

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU