> >

Kenapa Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Dijeda Satu Bulan? Ini Penjelasan Dosen Kedokteran Unika

Update corona | 14 Juli 2021, 23:28 WIB
Siswi SMP usia anak mengikuti vaksinasi COVID-19 di halaman parkir Gembira Loka Zoo, Umbulharjo, Yogyakarta, Selasa (13/7/2021). (Sumber: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Setelah disuntik vaksin, anak bisa beraktivitas seperti biasa karena kalaupun muncul efek samping biasanya bersifat ringan misalnya nyeri di bekas suntikan. Kondisi ini bisa diatasi dengan mengompres area nyeri itu dengan air hangat.

Bila anak demam, cobalah ukur suhunya menggunakan termometer. Bila suhunya di atas 38 derajat Celcius, anak gelisah, rewel, maka bisa diberikan obat semisal Paracetamol sembari dibantu kompres.

Tetapi apabila anak merasa tidak apa-apa dengan kondisi demam itu, orang tua tidak perlu khawatir dan lakukan saja observasi.

"Demam adalah mekanisme tubuh anak yang sehat. Kalau tubuh kemasukan virus, bakteri jahat tubuh akan melawan dengan membentuk demam. Demikian juga ketika tubuh dimasukkan antigen yang sudah dilemahkan atau vaksin, maka tubuh akan membentuk respons antibodi dan salah satu manifestasinya demam. Demam bukan suatu kondisi yang berbahaya," tutur Ellen.

Dia menambakan, kalau ada keraguan terkait efek samping yang dirasakan anak usai divaksin, orang tua bisa melaporkan ke tenaga medis yang melakukan vaksinasi.

 

Catatan Redaksi: Judul artikel ini mengalami perubahan pada Sabtu (17/7/2021) setelah redaksi mendapat keterangan lanjutan dari pihak narasumber.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU