> >

Angka Stunting Naik Akibat Pandemi, BKKBN Beri Sejumlah Solusi

Kesehatan | 29 Juni 2021, 21:45 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam sebuah acara pertemuan. (Sumber: KOMPAS.com/ Bambang P. Jatmiko)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyampaikan beberapa hal dalam memperingati Harganas termasuk menyampaikan angka stunting yang naik akibat pandemi Covid-19.

Stunting merupakan keadaan anak yang kurang asupan gizi kronis dalam waktu yang cukup lama sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak.

Hasto mengatakan kurang lebih 2 juta anak diperkirakan mengalami permasalahan gizi khususnya wasting di low and middle income countries (LMICs).

Dalam hal ini faktor penyebab naiknya stunting salah satunya karena pandemi Covid-19 berkepanjangan yang berdampak menurunnya ekonomi orang tua.

Hal tersebut membuat banyak orang tua tidak bisa memenuhi hak anak mengenai asupan makanan sehat dan bergizi.

Baca Juga: Apa yang Kita Lakukan Untuk Menghalau Penularan Pandemi Ini | AIMAN (5)

Dilansir dari Kontan.co.id, angka stunting tertinggi di Indonesia tercatat berada di 19 provinsi yang bertumpuk pada batas very high di atas 30%, dan provinsi paling tinggi adalah NTT sebanyak 42,7%, Sulawesi Barat 41,6%, dan Aceh 37,1 %.

"Saya dengar dari salah satu profesor yang mengatakan bahwa angka stunting akan menjadi tinggi pada 2020 dan 2021, untuk itu perlu tindakan yang lebih agar angkanya tidak naik," ujar Hasto, Selasa, (29/6/2021).

Berdasarkan data yang cukup mengkhawatirkan itu, BKKBN memberi sejumlah alternatif.

Pertama, BKKBN mengimbau pemerintah desa agar gencar mengkampanyekan pre konsepsi.

Penulis : Dian Nita Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU