> >

Pengejaran KKB di Papua Makin Intens, Keselamatan Warga Sipil Tetap Jadi Prioritas

Politik | 17 Mei 2021, 21:45 WIB
Kolase ilustrasi salah satu pasukan elite TNI AD yakni Yonif 315/Garuda TNI yang akan dikirim ke Papua untuk memberantas kelompok teroris, KKB di Papua. (Sumber: grid.id)

JAYAPURA, KOMPAS.TV – Setelah pemerintah menetapkan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua sebagai teroris pada akhir April lalu, aparat keamanan gabungan makin intens melakukan pengejaran terhadap kelompok tersebut.

Dengan semakin intensnya perburuan oleh personel TNI-Polri, sejumlah kalangan meminta agar perlindungan terhadap warga sipil di Papua tetap diprioritaskan. Jangan sampai upaya penegakan hukum justru memakan korban warga sipil.

Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua, Frits Ramandey mengatakan, pihaknya akan terus memantau upaya penegakan hukum oleh Polri dan TNI, terutama setelah pelabelan KKB sebagai teroris oleh pemerintah.

Ia berharap setiap upaya penegakan hukum terhadap KKB tetap terukur. Jangan sampai warga sipil menjadi korban. Tak hanya itu, ia berharap adanya dialog untuk mengakhiri konflik.

Baca Juga: Anggota KKB Yang Tewas Ajudan Pribadi Lesmin Waker

Harapan serupa disampaikan peneliti masalah Papua dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cahyo Pamungkas.

”Operasi keamanan tidak akan merebut hati warga Papua yang pada dasarnya memiliki trauma kekerasan di masa lalu. Pemerintah perlu membuka opsi jeda kemanusiaan, gencatan senjata, sebelum membuka pendekatan lebih humanis dan dialogis demi kedamaian di Papua,” kata Cahyo seperti dikutip dari laman Kompas.id, Senin (17/5/2021).

Ia pun mengingatkan, operasi keamanan untuk memberantas KKB ataupun Organisasi Papua Merdeka (OPM) tak pernah berhasil selama ini.

Saat konflik tahun 1985, misalnya, peristiwa itu mengakibatkan banyak korban jiwa, tetapi tetap tidak berhasil mematikan OPM. Setelah konflik, gerakan OPM masih ada hingga sekarang.

Lebih lanjut, ia juga khawatir, jika operasi keamanan diintensifkan untuk memburu KKB, korban jiwa akan berjatuhan dari kedua belah pihak, baik KKB maupun aparat keamanan. Kondisi ini justru berpotensi memperpanjang rantai kekerasan di Papua.

Tak berhenti disitu, dengan konflik yang kian menguat, korban dari warga sipil bisa saja berjatuhan.

Baca Juga: Dua Anggota KKB Papua Tewas Terlibat Kontak Senjata dengan Satgas Nemangkawi

 

Sebagaimana diberitakan KompasTV sebelumnya, pada Minggu (16/5/2021), Satuan Tugas (Satgas) Nemangkawi yang terdiri atas gabungan personel TNI dan Polri mengabarkan telah menembak mati dua anggota KKB pimpinan Lekagak Telenggen di Mayuberi, Kabupaten Puncak, Papua.

Kasatgas Humas Satgas Nemangkawi Kombes Pol, Iqbal Alqudusy, yang berada di Ilaga, Kabupaten Puncak, Minggu, mengatakan, tidak ada aparat keamanan yang terluka akibat kontak tembak.

Begitu pula masyarakat sipil. Aktivitas masyarakat di Ilaga, ibu kota Puncak, pun disebutkannya kondusif setelah kontak tembak.

”Satgas telah menguasai wilayah Mayuberi. Kami akan terus mengejar dan melakukan penegakan hukum terhadap KKB yang ditetapkan sebagai teroris di Mimika, Puncak, Nduga, dan Intan Jaya,” ujarnya.

Selain itu, Iqbal pun membantah kabar yang beredar bahwa aparat keamanan telah menembak mati tiga perempuan muda di kawasan Ilaga Utara, Puncak, Papua, Sabtu (15/5/2021). Ia menyebut kabar tersebut sebagai berita hoaks.

Baca Juga: Satgas Nemangkawi Pastikan Satu Anggota KKB yang Tewas Merupakan Ajudan Pribadi Lesmin Waker

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU